Ilustrasi: Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang dianggap sebagai tokoh keberagaman. Foto: MTVN/Mohammad Rizal.
Ilustrasi: Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang dianggap sebagai tokoh keberagaman. Foto: MTVN/Mohammad Rizal.

Posisi Hakiki Tokoh Keberagaman

Nur Azizah • 19 Agustus 2017 08:11
medcom.id, Jakarta: Keberagaman Indonesia menjadi barang berharga yang harus dipelihara. Agar tetap lestari, butuh peran dari tokoh agama dan pendidik lainnya.
 
Hal ini disampaikan Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina Ihsan Ali Fauzi. Menurut dia, tokoh agama dan pendidik harus lebih inklusif, bukan ekslusif.
 
"Mereka harus lebih terbuka. Lebih memberikan wawasan yang lebar, yang mendukung toleransi," kata Ihsan di kawasan Tanah Abang, Jumat 18 Agustus 2017.

Ia menuturkan, para pemuka agama harus sering menekankan nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang. Sementara itu, ajaran yang bisa menimbulkan permusuhan dan peperangan harus dihilangkan.
 
Sayangnya, tokoh agama yang seperti itu kurang mendapat ruang. Ihsan juga menyebut, Indonesia kekurangan tokoh keberagaman.
 
Kurangnya tokoh toleransi dan minimnya ruang pun memicu praktik intoleransi di masyarakat. "Kalau dulu ada Cak Nun dan Gus Dur. Sekarang sudah berkurang dan orang-orang seperti itu kurang banyak bicara, kurang diberi forum," ucap dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan