Jakarta: Muatan Pancasila dalam sistem pendidikan dinilai mulai berkurang. Hal tersebut membuat nilai-nilai Pancasila yang mesti dipahami generasi muda menjadi meredup.
"Konfigurasi materinya terkait dengan Pancasila sangat minim," kata Ketua DPP Partai NasDem Atang Irawan dalam diskusi virtual Denpasar 12 bertajuk 'Pancasila dan Tantangan-tantangan Bangsa', Rabu, 2 Juni 2021.
Atang mengatakan konfigurasi nilai-nilai Pancasila dalam pelajaran mulai dibabat pascaorde baru. Pancasila menjadi legitimasi politik pada era itu.
"Bahkan jadi tafsir yang menggelitik dan menjadi alat kekuasaan dalam rangka melakukan konsolidasi terhadap masyarakat khususnya," ujar Atang.
Atang menuturkan sejak dulu penyadaran Pancasila dilakukan melalui sistem kurikulum pendidikan nasional. Salah satunya melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Pascaorde baru diganti menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Menurut Atang, di situ awal perspektif materi tentang Pancasila mulai berkurang.
"Karena PPKN itu isi muatannya sangat komprehensif bicara tentang sejarah kebangsaan, cerita tentang Pancasila, juga kewarganegaraan, ekonomi. Sehingga konfigurasi materi Pancasila ini menjadi sangat sedikit," terang Atang.
Baca: Rerie: Pancasila Harus Melekat di Setiap Kehidupan
PPKN kemudian menjelma menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Atang mengatakan nilai-nilai Pancasila yang mestinya diperkuat melalui pendidikan semakin sedikit.
"Maka wajar bahwa generasi saat ini itu hampir semakin tergerus terkait dengan nilai-nilai Pancasila itu," ujar Atang.
Menurut dia, pemerintah perlu meracik sistem pendidikan yang menitikberatkan pemahaman pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga, pemikiran generasi muda tidak banyak terpengaruh dengan cara pandang lain.
"Ini menjadi fundamental sebagai cara berpikir, cara pandang ke depan dalam rangka mengelola bangsa ini," ucap Atang.
Jakarta: Muatan
Pancasila dalam sistem pendidikan dinilai mulai berkurang. Hal tersebut membuat nilai-nilai Pancasila yang mesti dipahami generasi muda menjadi meredup.
"Konfigurasi materinya terkait dengan Pancasila sangat minim," kata Ketua DPP
Partai NasDem Atang Irawan dalam diskusi virtual Denpasar 12 bertajuk 'Pancasila dan Tantangan-tantangan Bangsa', Rabu, 2 Juni 2021.
Atang mengatakan konfigurasi nilai-nilai Pancasila dalam pelajaran mulai dibabat pascaorde baru. Pancasila menjadi legitimasi politik pada era itu.
"Bahkan jadi tafsir yang menggelitik dan menjadi alat kekuasaan dalam rangka melakukan konsolidasi terhadap masyarakat khususnya," ujar Atang.
Atang menuturkan sejak dulu penyadaran Pancasila dilakukan melalui sistem kurikulum pendidikan nasional. Salah satunya melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Pascaorde baru diganti menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Menurut Atang, di situ awal perspektif materi tentang Pancasila mulai berkurang.
"Karena PPKN itu isi muatannya sangat komprehensif bicara tentang sejarah kebangsaan, cerita tentang Pancasila, juga kewarganegaraan, ekonomi. Sehingga konfigurasi materi Pancasila ini menjadi sangat sedikit," terang Atang.
Baca: Rerie: Pancasila Harus Melekat di Setiap Kehidupan
PPKN kemudian menjelma menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Atang mengatakan nilai-nilai Pancasila yang mestinya diperkuat melalui pendidikan semakin sedikit.
"Maka wajar bahwa generasi saat ini itu hampir semakin tergerus terkait dengan nilai-nilai Pancasila itu," ujar Atang.
Menurut dia, pemerintah perlu meracik sistem pendidikan yang menitikberatkan pemahaman pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga, pemikiran generasi muda tidak banyak terpengaruh dengan cara pandang lain.
"Ini menjadi fundamental sebagai cara berpikir, cara pandang ke depan dalam rangka mengelola bangsa ini," ucap Atang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)