medcom.id, Makassar: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan bahwa Muhammadiyah bakal mendorong pengembangan etika global yang menciptakan sikap antar bangsa, antar etnik dan ras. Sehingga, terhindar dari terjadi perpecahan atau konflik antarwarga.
"Hidup berdampingan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan sebagai manusia. Sekali manusia menindas entah itu saling menafikan dan diskriminasi maka yang akan rusak adalah kemanusian," kata Haedar di Universitas Muhammadiyah, Makassar, Jumat (7/8/2015).
Selain itu, Muhammadiyah pun meminta kepada pemerintah lebih memberikan perlindungan terhadap kaum minoritas di seluruh daerah. Sehingga, kaum minoritas dan mayoritas dapat hidup berdampingan dengan damai dan tenang.
"(Pemerintah harus) berikan perlindungan kaum minoritas di mana pun itu berada. Kalau ada kaum minoritas muslim, kristen, katolik, budha di mana pun dia berada berhak mendapatkan perlindungan," jelas dia.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sempat terjadi kerusuhan akibat salah komunikasi antar kaum minoritas dan mayoritas yang melibatkan oknum Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. Peristiwa itu terjadi saat hari raya Idul Fitri, 17 Juli 2015 lalu.
Peristiwa ini menyebabkan tiga orang tertembak dan satu tewas akibat terkena timah panas petugas keamanan. Belasan lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, puluhan ruko dan satu tempat ibadah hangus terbakar.
Akibat peristiwa ini, polisi telah menetapkan dua orang tersangka dari GIDI yakni Arianto Kogoya, 26 dan Jundi Wanimbo, 31.
medcom.id, Makassar: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan bahwa Muhammadiyah bakal mendorong pengembangan etika global yang menciptakan sikap antar bangsa, antar etnik dan ras. Sehingga, terhindar dari terjadi perpecahan atau konflik antarwarga.
"Hidup berdampingan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan sebagai manusia. Sekali manusia menindas entah itu saling menafikan dan diskriminasi maka yang akan rusak adalah kemanusian," kata Haedar di Universitas Muhammadiyah, Makassar, Jumat (7/8/2015).
Selain itu, Muhammadiyah pun meminta kepada pemerintah lebih memberikan perlindungan terhadap kaum minoritas di seluruh daerah. Sehingga, kaum minoritas dan mayoritas dapat hidup berdampingan dengan damai dan tenang.
"(Pemerintah harus) berikan perlindungan kaum minoritas di mana pun itu berada. Kalau ada kaum minoritas muslim, kristen, katolik, budha di mana pun dia berada berhak mendapatkan perlindungan," jelas dia.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sempat terjadi kerusuhan akibat salah komunikasi antar kaum minoritas dan mayoritas yang melibatkan oknum Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. Peristiwa itu terjadi saat hari raya Idul Fitri, 17 Juli 2015 lalu.
Peristiwa ini menyebabkan tiga orang tertembak dan satu tewas akibat terkena timah panas petugas keamanan. Belasan lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, puluhan ruko dan satu tempat ibadah hangus terbakar.
Akibat peristiwa ini, polisi telah menetapkan dua orang tersangka dari GIDI yakni Arianto Kogoya, 26 dan Jundi Wanimbo, 31.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)