Jakarta: Konflik antara Ukraina dan Rusia dinilai menjadi salah satu penyebab minyak goreng di Indonesia menjadi mahal. Harga crude palm oil (CPO) menjadi mahal karena dua negara itu berseteru.
"Nah, produsen CPO tentu hari ini lebih menitikberatkan kepada ekspor karena harga CPO lagi mahal-mahalnya sekarang. Karena di antaranya di Uni Eropa sana lagi butuh," kata anggota Komisi VI Achmad Baidowi dalam acara Crosscheck by Medcom.id dengan tema 'Menteri Curhat, Negara Kalah pada yang Rakus dan Jahat?', Minggu, 20 Maret 2022.
Rusia dan Ukraina merupakan negara yang membuat minyak goreng menggunakan biji bunga matahari. Namun, lantaran dua negara itu sedang berperang, biji bunga matahari diganti menjadi CPO.
Produsen CPO menjadi kebanjiran permintaan dari negara di Uni Eropa karena konflik Rusia dan Ukraina. Membeludaknya permintaan itu membuat harga CPO menjadi tinggi karena stok terbatas.
Baca: Mendag: Konflik Rusia-Ukraina Belum Berdampak bagi Kinerja Perdagangan Bilateral
"Kemarin juga disampaikan oleh Mendag (Muhammad Luthfi) akibat konflik Ukraina dan Rusia itu pasokan CPO dan sunflower itu kan tersendat," ujar Baidowi.
Produsen CPO di Indonesia juga ikutan kebanjiran pesanan dari negara luar. Kelapa sawit di Indonesia menjadi pengganti biji bunga matahari untuk pembuatan minyak goreng.
"CPO kita dari kelapa sawit itu bisa masuk ke situ sehingga karena permintaannya besar sehingga harganya tinggi," tutur Baidowi.
Jakarta: Konflik antara
Ukraina dan Rusia dinilai menjadi salah satu penyebab
minyak goreng di Indonesia menjadi mahal. Harga
crude palm oil (CPO) menjadi mahal karena dua negara itu berseteru.
"Nah, produsen CPO tentu hari ini lebih menitikberatkan kepada ekspor karena harga CPO lagi mahal-mahalnya sekarang. Karena di antaranya di Uni Eropa sana lagi butuh," kata anggota Komisi VI Achmad Baidowi dalam acara
Crosscheck by Medcom.id dengan tema 'Menteri Curhat, Negara Kalah pada yang Rakus dan Jahat?', Minggu, 20 Maret 2022.
Rusia dan Ukraina merupakan negara yang membuat minyak goreng menggunakan biji bunga matahari. Namun, lantaran dua negara itu sedang berperang, biji bunga matahari diganti menjadi CPO.
Produsen CPO menjadi kebanjiran permintaan dari negara di Uni Eropa karena konflik Rusia dan Ukraina. Membeludaknya permintaan itu membuat harga CPO menjadi tinggi karena stok terbatas.
Baca:
Mendag: Konflik Rusia-Ukraina Belum Berdampak bagi Kinerja Perdagangan Bilateral
"Kemarin juga disampaikan oleh Mendag (Muhammad Luthfi) akibat konflik Ukraina dan Rusia itu pasokan CPO dan
sunflower itu kan tersendat," ujar Baidowi.
Produsen CPO di Indonesia juga ikutan kebanjiran pesanan dari negara luar. Kelapa sawit di Indonesia menjadi pengganti biji bunga matahari untuk pembuatan minyak goreng.
"CPO kita dari kelapa sawit itu bisa masuk ke situ sehingga karena permintaannya besar sehingga harganya tinggi," tutur Baidowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)