Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan lima juta masyarakat berhenti merokok pada 2021. Target itu dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei 2021.
“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat mendukung Gerakan Berhenti Merokok dengan target meraih lima juta orang perokok berkomitmen berhenti merokok apa pun jenisnya,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Juni 2021.
Dante menyebut merokok tak hanya menjadi masalah orang dewasa. Kebiasaan itu juga marak di kalangan anak-anak dan remaja.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan terdapat peningkatan prevalensi merokok penduduk umur 10 Tahun dari 28,8 persen pada 2013 menjadi 29,3 persen pada tahun 2018.
“Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok aktif terbanyak ketiga di dunia,” papar Dante.
Baca: Pakar Hukum Nilai Momentum untuk Merevisi PP 109/2012 Tidak Tepat
Kemenkes, kata Dante, melakukan sejumlah strategi mengendalikan produk rokok dan produk tembakau. Mulai dari melarang iklan rokok, memperluas kawasan tanpa rokok (KTR), mengedukasi bahaya merokok, hingga menaikkan cukai rokok.
Upaya lainnya ialah menghadirkan pelayanan bagi masyarakat yang kadung menjadi perokok untuk berhenti. Kemenkes menyediakan layanan konseling di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Masyarakat juga bisa mengakses sambungan telepon bebas biaya di Quit Line Berhenti Merokok 08001776565. Dante mengatakan inovasi itu memudahkan masyarakat yang ingin berhenti merokok namun tidak memiliki waktu ke fasyankes.
“Dukungan sosial, dukungan teman, keluarga, tenaga kesehatan, diperlukan bagi para perokok untuk berkomitmen berhenti merokok,'' tutur Dante.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan lima juta masyarakat berhenti merokok pada 2021. Target itu dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei 2021.
“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat mendukung Gerakan Berhenti Merokok dengan target meraih lima juta orang
perokok berkomitmen berhenti merokok apa pun jenisnya,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Juni 2021.
Dante menyebut merokok tak hanya menjadi masalah orang dewasa. Kebiasaan itu juga marak di kalangan anak-anak dan remaja.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan terdapat peningkatan prevalensi merokok penduduk umur 10 Tahun dari 28,8 persen pada 2013 menjadi 29,3 persen pada tahun 2018.
“Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok aktif terbanyak ketiga di dunia,” papar Dante.
Baca:
Pakar Hukum Nilai Momentum untuk Merevisi PP 109/2012 Tidak Tepat
Kemenkes, kata Dante, melakukan sejumlah strategi mengendalikan produk rokok dan produk tembakau. Mulai dari melarang iklan rokok, memperluas kawasan tanpa rokok (KTR), mengedukasi bahaya merokok, hingga menaikkan cukai rokok.
Upaya lainnya ialah menghadirkan pelayanan bagi masyarakat yang kadung menjadi perokok untuk berhenti. Kemenkes menyediakan layanan konseling di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Masyarakat juga bisa mengakses sambungan telepon bebas biaya di Quit Line Berhenti Merokok 08001776565. Dante mengatakan inovasi itu memudahkan masyarakat yang ingin berhenti merokok namun tidak memiliki waktu ke fasyankes.
“Dukungan sosial, dukungan teman, keluarga, tenaga kesehatan, diperlukan bagi para perokok untuk berkomitmen berhenti merokok,'' tutur Dante.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
