Jakarta: Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat terus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal lka di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Apalagi, semangat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan bangsa pemimpin," kata Jokowi dalam amanat pada upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat, 1 Juni 2018.
Ia mengatakan semangat berbagi antar anak bangsa untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama juga merupakan keharusan. Setiap masyarakat, lanjut dia, harus berbagi dengan memperkuat etos kepedulian, welas asih, dan saling menghargai dengan penuh empati.
"Bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini harus kita manfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat etos peduli dan berbagi. Semangat gotong royong yang merupakan budaya luhur bangsa harus terus kita pupuk sebagai sumber energi besar Indonesia untuk menggapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat," ujar dia.
Baca: Pancasila Pemersatu Hingga Akhir Zaman
Jokowi menekankan Indonesia mampu berprestasi dan memenangkan kompetisi dengan modal semangat dan energi kebersamaan. Hal itu, kata dia, akan terjadi jika percaya diri dan berani bersaing dalam kehidupan dunia yang semakin terbuka dan kompetitif.
"Kita harus memperkokoh kekuatan kolektif bangsa dan tidak boleh menghambur-hamburkan energi dalam perselisihan dan perpecahan. Kita harus melakukan lompatan besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan tangguh," tutur dia.
Kepala Negara yakin semangat berprestasi itu tertanam kuat di dada para atlet Indonesia yang akan bertarung dalam Asian Games dan Asian Para Games. Sehingga, atlet bisa membuat bendera merah putih berkibar dalam ajang tesebut.
"Saya yakin semangat berprestasi ini juga membara di seluruh lapisan masyarakat dan di seluruh jenis profesi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr," katanya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/8kor4Drb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat terus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal lka di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Apalagi, semangat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan bangsa pemimpin," kata Jokowi dalam amanat pada upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat, 1 Juni 2018.
Ia mengatakan semangat berbagi antar anak bangsa untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama juga merupakan keharusan. Setiap masyarakat, lanjut dia, harus berbagi dengan memperkuat etos kepedulian, welas asih, dan saling menghargai dengan penuh empati.
"Bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini harus kita manfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat etos peduli dan berbagi. Semangat gotong royong yang merupakan budaya luhur bangsa harus terus kita pupuk sebagai sumber energi besar Indonesia untuk menggapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat," ujar dia.
Baca: Pancasila Pemersatu Hingga Akhir Zaman
Jokowi menekankan Indonesia mampu berprestasi dan memenangkan kompetisi dengan modal semangat dan energi kebersamaan. Hal itu, kata dia, akan terjadi jika percaya diri dan berani bersaing dalam kehidupan dunia yang semakin terbuka dan kompetitif.
"Kita harus memperkokoh kekuatan kolektif bangsa dan tidak boleh menghambur-hamburkan energi dalam perselisihan dan perpecahan. Kita harus melakukan lompatan besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan tangguh," tutur dia.
Kepala Negara yakin semangat berprestasi itu tertanam kuat di dada para atlet Indonesia yang akan bertarung dalam Asian Games dan Asian Para Games. Sehingga, atlet bisa membuat bendera merah putih berkibar dalam ajang tesebut.
"Saya yakin semangat berprestasi ini juga membara di seluruh lapisan masyarakat dan di seluruh jenis profesi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)