Jakarta: Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (Ketum PPP) Romahurmuziy (Romy) bersyukur Pilkada 2018 yang berlangsung relatif kondusif. Kondisi ini menjadi cerminan untuk Pilpres 2019.
Terlepas dari segala hiruk pikuk di media sosial, ia melihat pilkada berjalan aman dan lancar. Hal ini menunjukkan kedewasaan berpolitik Indonesia.
"Sekaligus meyakinkan kami bahwa pilpres nantipun juga akan digelar dengan suasana yang relatif aman, damai, dan lancar," kata Romy di DPP PPP, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Juni 2018.
Menurut dia, pilkada kali ini mewakili 71 persen pemilik suara di Indonesia. Sebanyak 17 provinsi yang berpartisipasi adalah kantong-kantong suara terbesar.
Romy bersyukur partainya memenangi pilkada di beberapa provinsi kunci, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dia pun berharap hasil hitung cepat yang beredar tak berbeda dengan rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Itu kalau ditotal 49 persen pemilih Indonesia dan itu artinya ketika kita bisa memandangi di tiga provinsi itu insyaallah pertanda-tanda baik bagi PPP di dalam Pileg 2019 yang akan datang," jelas Romy.
Baca: Airlangga Sowan ke Markas PPP
Ke depan, ia akan fokus pada dua agenda besar koalisi pendukung Presiden Joko Widodo di 2019. Pertama, penentuan calon wakil presiden. Kedua, penguatan koalisi pengusung Jokowi yang kemungkinan masih bisa bertambah.
Romy berharap partai-partai yang tersisa seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN) bisa bergabung koalisi. Namun begitu, keputusan final berada pada partai-partai tersebut.
"Meskipun kalau akhirnya mereka memutuskan untuk tidak bergabung, tentunya kita juga akan berjalan dan koalisinya akan berjalan dengan partai yang sudah ada," jelas dia.
Jakarta: Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (Ketum PPP) Romahurmuziy (Romy) bersyukur Pilkada 2018 yang berlangsung relatif kondusif. Kondisi ini menjadi cerminan untuk Pilpres 2019.
Terlepas dari segala hiruk pikuk di media sosial, ia melihat pilkada berjalan aman dan lancar. Hal ini menunjukkan kedewasaan berpolitik Indonesia.
"Sekaligus meyakinkan kami bahwa pilpres nantipun juga akan digelar dengan suasana yang relatif aman, damai, dan lancar," kata Romy di DPP PPP, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Juni 2018.
Menurut dia, pilkada kali ini mewakili 71 persen pemilik suara di Indonesia. Sebanyak 17 provinsi yang berpartisipasi adalah kantong-kantong suara terbesar.
Romy bersyukur partainya memenangi pilkada di beberapa provinsi kunci, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dia pun berharap hasil hitung cepat yang beredar tak berbeda dengan rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Itu kalau ditotal 49 persen pemilih Indonesia dan itu artinya ketika kita bisa memandangi di tiga provinsi itu insyaallah pertanda-tanda baik bagi PPP di dalam Pileg 2019 yang akan datang," jelas Romy.
Baca: Airlangga Sowan ke Markas PPP
Ke depan, ia akan fokus pada dua agenda besar koalisi pendukung Presiden Joko Widodo di 2019. Pertama, penentuan calon wakil presiden. Kedua, penguatan koalisi pengusung Jokowi yang kemungkinan masih bisa bertambah.
Romy berharap partai-partai yang tersisa seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN) bisa bergabung koalisi. Namun begitu, keputusan final berada pada partai-partai tersebut.
"Meskipun kalau akhirnya mereka memutuskan untuk tidak bergabung, tentunya kita juga akan berjalan dan koalisinya akan berjalan dengan partai yang sudah ada," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)