medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo terkejut melihat cara para pegiat literasi buat menarik dan meningkatkan minat baca anak-anak. Mereka menggunakan bermacam cara, mulai dari jualan hamburger hingga menggunakan bemo.
"Saya sangat terkejut, sangat kagum, sangat kaget. Ternyata bermacam cara dilakukan oleh bapak ibu pegiat literasi ini," kata Presiden usai bertemu pegiat literasi inspiratif di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa 2 Mei 2017.
Ia mengungkapkan, ada berbagai cara yang dilakukan para pegiat literasi. Misalnya, ada yang memakai perahu sebagai perpustakan. Adapula, pegiat yang rela jualan hamburger sambil membawa buku agar anak-anak yang membeli bisa membaca sambil makan.
Kemudian, ada juga yang membawa buku dengan bemo, sehingga penumpang bisa memanfaatkan waktu macet dengan membaca buku. Ada bemo yang keliling untuk memberikan bahan-bahan bacaan buat anak-anak.
"Ini sebuah gerakan yang menurut saya sangat bagus, tidak disentuh oleh pemerintah tapi mereka bergerak sendiri," kata Presiden.
Presiden memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membantu pengadaan buku. Presiden menilai buku di tiap daerah masih kurang. "Tadi saya perintah agar titik wilayah minimal dikirim 10 ribu buku," ujarnya.
Presiden ingin tiap wilayah memiliki berbagai macam buku bacaan. Sehingga, bisa meningkatkan minat baca anak-anak untuk menambah pengetahuan.
Berdasarkan survei UNESCO pad 2016, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca.
Minat baca literasi masyarakat Indonesia juga tertinggal dari negara lain. Data World’s Most Literate Nations 2016 menunjukkan, daya literasi Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara, yaitu satu tingkat di atas Bostwana dan kalah beberapa tingkat dari negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo terkejut melihat cara para pegiat literasi buat menarik dan meningkatkan minat baca anak-anak. Mereka menggunakan bermacam cara, mulai dari jualan hamburger hingga menggunakan bemo.
"Saya sangat terkejut, sangat kagum, sangat kaget. Ternyata bermacam cara dilakukan oleh bapak ibu pegiat literasi ini," kata Presiden usai bertemu pegiat literasi inspiratif di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa 2 Mei 2017.
Ia mengungkapkan, ada berbagai cara yang dilakukan para pegiat literasi. Misalnya, ada yang memakai perahu sebagai perpustakan. Adapula, pegiat yang rela jualan hamburger sambil membawa buku agar anak-anak yang membeli bisa membaca sambil makan.
Kemudian, ada juga yang membawa buku dengan bemo, sehingga penumpang bisa memanfaatkan waktu macet dengan membaca buku. Ada bemo yang keliling untuk memberikan bahan-bahan bacaan buat anak-anak.
"Ini sebuah gerakan yang menurut saya sangat bagus, tidak disentuh oleh pemerintah tapi mereka bergerak sendiri," kata Presiden.
Presiden memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membantu pengadaan buku. Presiden menilai buku di tiap daerah masih kurang. "Tadi saya perintah agar titik wilayah minimal dikirim 10 ribu buku," ujarnya.
Presiden ingin tiap wilayah memiliki berbagai macam buku bacaan. Sehingga, bisa meningkatkan minat baca anak-anak untuk menambah pengetahuan.
Berdasarkan survei UNESCO pad 2016, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca.
Minat baca literasi masyarakat Indonesia juga tertinggal dari negara lain. Data World’s Most Literate Nations 2016 menunjukkan, daya literasi Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara, yaitu satu tingkat di atas Bostwana dan kalah beberapa tingkat dari negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)