Jakarta: Pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), Max Sopacua, soal ada pihak yang belum tersentuh hukum di kasus proyek Sport Center Hambalang, Bogor, Jawa Barat (Jabar), dikritik. Max diminta becermin.
"Ibarat kata pepatah memercik air di dulang tepercik ke muka sendiri," kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat Kamhar Lakumani dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Maret 2021.
Kamhar menyoroti rekam jejak Max pada kasus korupsi yang terjadi pada 2010 dan 2011 tersebut. Max pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jejak digital kasus ini, kata dia, juga masih tersimpan di dunia maya.
Menurut dia, pernyataan Max hanyalah fitnah untuk mencari sensasi. Dia tidak melihat sedikit pun niat Max memperbaiki partai.
Baca: 'Mencuci Pakaian Kotor', Politik Ala Demokrat Kubu Moeldoko
"Semua argumentasi kecintaan dan niat baik untuk membesarkan Demokrat yang sering mereka presentasikan justru bertolak belakang dengan apa yang mereka kerjakan," sebut dia.
Upaya kepengurusan Demokrat kubu Moeldoko itu dianggap justru menghancurkan partai. Sementara itu, kata Kamhar, kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tengah berupaya keras mengangkat kembali elektabilitas Demokrat.
"Mereka malah berkomplot dan menjadi kaki tangan pihak luar untuk menggerogoti Partai Demokrat dari dalam demi rupiah dan kekuasaan. Bentuk pelacuran politik," ujar dia.
Max menuding ada pihak yang belum tersentuh hukum terkait kasus Hambalang yang merugikan negara hingga Rp463,66 miliar. Namun, Max tidak menyebutkan secara jelas siapa pihak yang dimaksud.
Dia turut membantah pihaknya ingin menghancurkan Demokrat. Max menyebut Partai Demokrat mulai hancur sejak kasus korupsi pembangunan Sport Center Hambalang terjadi.
"Proyek ini (pembangunan Sport Center Hambalang) adalah bagian merontokkan elektabilitas PD (Partai Demokrat)," kata Max dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 25 Maret 2021.
Jakarta: Pernyataan Ketua Dewan Kehormatan
Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (
KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), Max Sopacua, soal ada pihak yang belum tersentuh hukum di kasus proyek Sport Center Hambalang, Bogor, Jawa Barat (Jabar), dikritik. Max diminta becermin.
"Ibarat kata pepatah memercik air di dulang tepercik ke muka sendiri," kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat Kamhar Lakumani dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Maret 2021.
Kamhar menyoroti rekam jejak Max pada kasus korupsi yang terjadi pada 2010 dan 2011 tersebut. Max pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jejak digital kasus ini, kata dia, juga masih tersimpan di dunia maya.
Menurut dia, pernyataan Max hanyalah fitnah untuk mencari sensasi. Dia tidak melihat sedikit pun niat Max memperbaiki partai.
Baca:
'Mencuci Pakaian Kotor', Politik Ala Demokrat Kubu Moeldoko
"Semua argumentasi kecintaan dan niat baik untuk membesarkan Demokrat yang sering mereka presentasikan justru bertolak belakang dengan apa yang mereka kerjakan," sebut dia.
Upaya kepengurusan Demokrat kubu Moeldoko itu dianggap justru menghancurkan partai. Sementara itu, kata Kamhar, kepemimpinan Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY) tengah berupaya keras mengangkat kembali elektabilitas Demokrat.
"Mereka malah berkomplot dan menjadi kaki tangan pihak luar untuk menggerogoti Partai Demokrat dari dalam demi rupiah dan kekuasaan. Bentuk pelacuran politik," ujar dia.
Max menuding ada pihak yang belum tersentuh hukum terkait kasus Hambalang yang merugikan negara hingga Rp463,66 miliar. Namun, Max tidak menyebutkan secara jelas siapa pihak yang dimaksud.
Dia turut membantah pihaknya ingin menghancurkan Demokrat. Max menyebut Partai Demokrat mulai hancur sejak kasus korupsi pembangunan Sport Center Hambalang terjadi.
"Proyek ini (pembangunan Sport Center Hambalang) adalah bagian merontokkan elektabilitas PD (Partai Demokrat)," kata Max dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 25 Maret 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)