medcom.id, Jakarta: Hutomo Mandala Putra atau yang akrab disapa Tommy Soeharto dikabarkan bakal meramaikan bursa pemilihan ketua umum Partai Golkar. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai tak masalah Tommy maju sebagai caketum.
Menurut Akbar, Tommy sudah lama menjadi kader dan pengurus dalam Partai Golkar. Akbar menilai Tommy memiliki pengalaman selama menjadi kader dan pengurus partai beringin kuning.
"Menurut catatan yang ada, beliau sudah aktif dalam keoengurusan yang lama, puluhan tahun lalu. Pengalamannya dalam organisasi yang berafiliasi pada Golkar sudah banyak," kata Akbar di Akbar Tandjung Institute, Kompleks Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (3/5/2016).
Akbar yang pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengapresiasi langkah Tommy untuk maju, bahkan kata Akbar Tommy sempat menghubunginya untuk memberitahukan bahwa dirinya maju sebagai calon ketua umum. Meski demikian, terpilih atau tidaknya putra mantan Presiden Soeharto itu ditentukan dalam munaslub yang digelar 15 Mei di Nusa Dua Bali.
"Tentu kita harus kita berikan apresiasi terhadap keterpanggilan dia. Tpi pada akhirnya munas yang akan menentukan siapa yang akan jadi ketum," imbuh Akbar.
Tommy diketahui tak memperlihatkan batang hidungnya di DPP Partai Golkar selama sosialisasi hingga pembukaan pendaftaran. Meski begitu, Tommy memang dibesarkan Partai Golkar dan memiliki rekam jejak yang baik dalam organisasi.
Pada 2002, Tommy divonis penjara 15 tahun setelah terbukti memberi perintah kepada pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Syarifuddin Kartasasmita, seorang Hakim Agung. Syarifuddin adalah hakim yang menghukum Tommy atas dakwaan korupsi, kepemilikan senjata serta lari dari hukum.
Dalam perkara ini Tommy banding dan hukumannya dikurangi jadi 10 tahun. Pria yang dikenal sebagai pembalap ini menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Tommy bebas bersyarat pada Oktober 2006.
medcom.id, Jakarta: Hutomo Mandala Putra atau yang akrab disapa Tommy Soeharto dikabarkan bakal meramaikan bursa pemilihan ketua umum Partai Golkar. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai tak masalah Tommy maju sebagai caketum.
Menurut Akbar, Tommy sudah lama menjadi kader dan pengurus dalam Partai Golkar. Akbar menilai Tommy memiliki pengalaman selama menjadi kader dan pengurus partai beringin kuning.
"Menurut catatan yang ada, beliau sudah aktif dalam keoengurusan yang lama, puluhan tahun lalu. Pengalamannya dalam organisasi yang berafiliasi pada Golkar sudah banyak," kata Akbar di Akbar Tandjung Institute, Kompleks Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (3/5/2016).
Akbar yang pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengapresiasi langkah Tommy untuk maju, bahkan kata Akbar Tommy sempat menghubunginya untuk memberitahukan bahwa dirinya maju sebagai calon ketua umum. Meski demikian, terpilih atau tidaknya putra mantan Presiden Soeharto itu ditentukan dalam munaslub yang digelar 15 Mei di Nusa Dua Bali.
"Tentu kita harus kita berikan apresiasi terhadap keterpanggilan dia. Tpi pada akhirnya munas yang akan menentukan siapa yang akan jadi ketum," imbuh Akbar.
Tommy diketahui tak memperlihatkan batang hidungnya di DPP Partai Golkar selama sosialisasi hingga pembukaan pendaftaran. Meski begitu, Tommy memang dibesarkan Partai Golkar dan memiliki rekam jejak yang baik dalam organisasi.
Pada 2002, Tommy divonis penjara 15 tahun setelah terbukti memberi perintah kepada pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Syarifuddin Kartasasmita, seorang Hakim Agung. Syarifuddin adalah hakim yang menghukum Tommy atas dakwaan korupsi, kepemilikan senjata serta lari dari hukum.
Dalam perkara ini Tommy banding dan hukumannya dikurangi jadi 10 tahun. Pria yang dikenal sebagai pembalap ini menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Tommy bebas bersyarat pada Oktober 2006.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)