Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut mengomentari video seorang ibu yang memberi anaknya kopi susu yang kemudian viral di media sosial. Kepala Negara mengatakan hal tersebut bisa terjadi karena minimnya pengetahuan yang dimiliki orang tua dalam merawat buah hati.
"Saya lihat kemarin yang ramai, bayi baru tujuh bulan diberi kopi susu saset oleh ibunya. Karena yang ada di bayangan dia adalah susu. Ananknya mau diberi susu. Kata ibunya itu bermanfaat karena ada susunya," ujar Jokowi saat membuka Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana, dan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu (25/1).
Demi mencegah keteledoran perilaku orang tua seperti itu, Presiden mendorong Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk memaksimalkan program penyuluhan di seluruh daerah di Indonesia.
"Ini hati-hati. Penyuluhan itu penting," tegas Presiden.
Jokowi juga meminta BKKBN bergerak cepat jika mendengar atau menerima laporan terkait persoalan-persoalan serupa di lapangan. Jangan sampai mereka kalah cepat dari Kepolisian, yang sejatinya tidak memiliki kapasitas dalam memberikan penyuluhan kesehatan.
"Kemarin polisi menemui orang tuanya. Padahak seharusnya kader posyandu, kader BKKBN yang datang, bukan polisi. Namun mungkin karena kecepatan Kapolri, reaksi polisi lebih cepat," ucap Kepala Negara.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) turut mengomentari video seorang ibu yang memberi anaknya kopi susu yang kemudian viral di media sosial. Kepala Negara mengatakan hal tersebut bisa terjadi karena minimnya pengetahuan yang dimiliki orang tua dalam merawat buah hati.
"Saya lihat kemarin yang ramai, bayi baru tujuh bulan diberi kopi susu saset oleh ibunya. Karena yang ada di bayangan dia adalah susu. Ananknya mau diberi susu. Kata ibunya itu bermanfaat karena ada susunya," ujar
Jokowi saat membuka Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana, dan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu (25/1).
Demi mencegah keteledoran perilaku orang tua seperti itu, Presiden mendorong Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (
BKKBN) untuk memaksimalkan program penyuluhan di seluruh daerah di Indonesia.
"Ini hati-hati. Penyuluhan itu penting," tegas Presiden.
Jokowi juga meminta BKKBN bergerak cepat jika mendengar atau menerima laporan terkait persoalan-persoalan serupa di lapangan. Jangan sampai mereka kalah cepat dari Kepolisian, yang sejatinya tidak memiliki kapasitas dalam memberikan penyuluhan kesehatan.
"Kemarin polisi menemui orang tuanya. Padahak seharusnya kader posyandu, kader BKKBN yang datang, bukan polisi. Namun mungkin karena kecepatan Kapolri, reaksi polisi lebih cepat," ucap Kepala Negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
