medcom.id, Jakarta: Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin meminta Presiden Joko Widodo menjelaskan soal pembelian senjata yang sempat dilontarkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Agar persoalan ini tak berlarut-larut.
"Rakyat dibingungkan oleh kenyataan yang berbeda. Kita belum tahu mana yang benar. Presidenlah yang harus turun tangan. (Yang benar pernyataan) Panglima TNI atau Wiranto (Mentri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan)?" kata Din di kantor Pergerakan Indonesia Maju (PIM) Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan, Jumat 2017.
Polemik dugaan pembelian senjata ilegal muncul dalam rekaman pernyataan Gatot saat berbicara di acara silaturahmi purnawirawan dan perwira aktif TNI. Gatot menyebut ada institusi tertentu membeli 5.000 pucuk senjata. Gatot mengatakan pembelian itu mencatut nama Presiden Joko Widodo. Gatot mengklaim memiliki data akurat.
Wiranto menanggapi dan menyatakan senjata tersebut pesanan BIN. Ia menegaskan pembelian hanya 500 pucuk senjata laras pendek. Senjata itu pun tak berstandar TNI seperti yang diperbincangkan.
Menurut Din, pernyataan Wiranto harus dibuktikan, bukan sekadar ucapan. Bantahan Wiranto, menurutnya, kurang meyakinkan.
"Agaknya yang disampaikan Wiranto itu dibungkus dari ekspresi dan cara argumen berlogika," ujarnya.
Ia justru melihat ada kebenaran pada pernyataan Panglima TNI. "Agaknya apa yang diungkapkan panglima TNI ada benarnya. Saya meminta beliau katakan yang benar. Nanti dicari jalan keluar, jangan ribut-ribut," kata Din.
medcom.id, Jakarta: Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin meminta Presiden Joko Widodo menjelaskan soal pembelian senjata yang sempat dilontarkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Agar persoalan ini tak berlarut-larut.
"Rakyat dibingungkan oleh kenyataan yang berbeda. Kita belum tahu mana yang benar. Presidenlah yang harus turun tangan. (Yang benar pernyataan) Panglima TNI atau Wiranto (Mentri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan)?" kata Din di kantor Pergerakan Indonesia Maju (PIM) Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan, Jumat 2017.
Polemik dugaan pembelian senjata ilegal muncul dalam rekaman pernyataan Gatot saat berbicara di acara silaturahmi purnawirawan dan perwira aktif TNI. Gatot menyebut ada institusi tertentu membeli 5.000 pucuk senjata. Gatot mengatakan pembelian itu mencatut nama Presiden Joko Widodo. Gatot mengklaim memiliki data akurat.
Wiranto menanggapi dan menyatakan senjata tersebut pesanan BIN. Ia menegaskan pembelian hanya 500 pucuk senjata laras pendek. Senjata itu pun tak berstandar TNI seperti yang diperbincangkan.
Menurut Din, pernyataan Wiranto harus dibuktikan, bukan sekadar ucapan. Bantahan Wiranto, menurutnya, kurang meyakinkan.
"Agaknya yang disampaikan Wiranto itu dibungkus dari ekspresi dan cara argumen berlogika," ujarnya.
Ia justru melihat ada kebenaran pada pernyataan Panglima TNI. "Agaknya apa yang diungkapkan panglima TNI ada benarnya. Saya meminta beliau katakan yang benar. Nanti dicari jalan keluar, jangan ribut-ribut," kata Din.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)