Anggota Komisi I Nurul Arifin. (Dok DPR)
Anggota Komisi I Nurul Arifin. (Dok DPR)

Raker dengan Komisi I, Menkominfo Dicecar soal Pemberian Izin Starlink

Fachri Audhia Hafiez • 10 Juni 2024 14:34
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dicecar soal pemberian izin layanan internet berbasis satelit, Starlink Indonesia, milik Elon Musk. Kebijakan itu dikhawatirkan membunuh industri telekomunikasi nasional.
 
Momen ini terjadi saat rapat kerja (raker) Komisi I dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Raker juga dihadiri Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP), dan Dewan Pers.
 
"Kalau kami berharap jangan membunuh industri telekomunikasi dalam negeri, khususnya Telkom, itu sendiri gitu," kata anggota Komisi I Nurul Arifin di Ruang Rapat Komisi I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 10 Juni 2024.

Pemberian izin Starlink yang menuai polemik tersebut mengundang tanda tanya. Kementerian Kominfo ditanya apakah sudah mempelajari konsekuensi dari pemberian izin tersebut.
 
"Hal ini memunculkan pro dan kontra, nah sikap Kominfo sebetulnya bagaimana? Yang kontranya sudah dipelajari belum? Yang pro bagaimana?" ujar Nurul.
 
Baca Juga: Starlink Beroperasi di Indonesia, Legislator Ingatkan Pemerintah Adil

Selain itu, Budi dicecar ihwal izin wilayah operasi Starlink. Menurut Nurul, Starlink mestinya diberikan jangkauan wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). 
 
"Kalau kami melihatnya kenapa tidak di 3T saja Starlink itu beroperasi? Kenapa harus di pusat? Apakah memang ada permintaan atau kompensasi yang diminta pihak Starlink?" ujar Nurul.
 
Sementara itu, Budi Arie meminta semua pihak tak perlu khawatir terhadap Starlink. Dia menyinggung soal market share Starlink di berbagai negara.
 
"Karena data terakhir starlink itu di Amerika Serikat cuma 0,2 persen dari market share di Amerika, di Kanada cuma setengah persen, di Australia juga setengah persen, dan di Selandia Baru cuma 0,8 persen. Itu negara-negara yang kita lihat secara geografis memerlukan teknologi satelit. Jadi kenapa kita mesti takut dengan yang market share-nya di bawah satu persen?" ujar Budi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan