Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berharap Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat melanjutkan program pengentasan kemiskinan ekstrem. Selama pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin kemiskinan ekstrem disebut menurun mencapai 0,83 persen.
"Saya berharap, hal ini terus dilanjutkan pada masa pemerintahan yang akan datang agar angka kemiskinan ekstrem dapat mencapai target 0 persen," ujar Ma'ruf saat memberikan kuliah umum kepada peserta program pendidikan reguler angkatan 66 dan 67 Tahun 2024 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2024.
Wapres menyebut selain kemiskinan ekstrem, pemerintah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting. Prevalensi stunting pada 2019 masih berada di angka 27,7 persen.
Namun berhasil diturunkan ke angka 21,5 persen pada 2023. Angka ini dipastikan akan terus turun seiring dengan adanya program mitigasi angka kelahiran stunting.
"Kita harapkan (angka stunting) mendekati 14 persen tahun ini," bebernya.
Wakil Kepala Negara menjelaskan penanganan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting sangat penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2024. Sebab, kedua hal itu berpengaruh langsung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"SDM berkualitas akan membawa inovasi dan meningkatkan produktivitas sehingga memperkuat daya saing bangsa dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.
Jakarta: Wakil Presiden (
Wapres) Ma'ruf Amin berharap Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat melanjutkan program pengentasan kemiskinan ekstrem. Selama pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin kemiskinan ekstrem disebut menurun mencapai 0,83 persen.
"Saya berharap, hal ini terus dilanjutkan pada masa pemerintahan yang akan datang agar angka kemiskinan ekstrem dapat mencapai target 0 persen," ujar Ma'ruf saat memberikan kuliah umum kepada peserta program pendidikan reguler angkatan 66 dan 67 Tahun 2024 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2024.
Wapres menyebut selain kemiskinan ekstrem, pemerintah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting. Prevalensi stunting pada 2019 masih berada di angka 27,7 persen.
Namun berhasil diturunkan ke angka 21,5 persen pada 2023. Angka ini dipastikan akan terus turun seiring dengan adanya program mitigasi angka kelahiran stunting.
"Kita harapkan (angka stunting) mendekati 14 persen tahun ini," bebernya.
Wakil Kepala Negara menjelaskan penanganan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting sangat penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2024. Sebab, kedua hal itu berpengaruh langsung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"SDM berkualitas akan membawa inovasi dan meningkatkan produktivitas sehingga memperkuat daya saing bangsa dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)