Jakarta: Pengamat Intelijen dan Terorisme Ridlwan Habib menilai ustaz yang aktif di media sosial bisa membantu pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran paham radikal melalui jejaring dunia maya.
"Menkopolhukam Mahfud MD bisa mengumpulkan ustaz, influencer yang viral di media sosial untuk menyampaikan bahwa yang dilakukan kelompok kecil seperti JAD itu menyimpang dan salah," ucap Ridlwan di acara Prime Talk Metro TV, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Ridlwan mencontohkan ustaz yang aktif di media sosial seperti Abdul Somad, Hanan Attaki dan Adi Hidayat. Mereka diminta menyadarkan masyarakat terkait paham radikal lewat ceramah di media sosial.
"Ajak mereka untuk bicara kepada milenial agar menjauhi kelompok-kelompok radikal. Menjauhi kelompok yang menyalahgunakan Islam secara salah," tutur Ridlwan.
Selain menggalang kekuatan lewat media sosial, pemerintah perlu mengajak partai politik, tokoh agama dan organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk menyuarakan hal yang sama. Lanjutnya, mereka harus bersuara sekeras mungkin menolak paham radikal.
Ridlwan menyebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin hingga Wakil Ketua Syuro PKS Hidayat Nur Wahid harus gencar menyuaran anti radikalisme. Sebab pemerintah tidak dapat bergerak sendiri menangkal terorisme.
"Kalau yang berjuang hanya pemerintah apalagi hanya polisi atau para pengiat yang aktif melawan terorisme, saya kira kurang efektif," tandas dia.
Jakarta: Pengamat Intelijen dan Terorisme Ridlwan Habib menilai ustaz yang aktif di media sosial bisa membantu pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran paham radikal melalui jejaring dunia maya.
"Menkopolhukam Mahfud MD bisa mengumpulkan ustaz, influencer yang viral di media sosial untuk menyampaikan bahwa yang dilakukan kelompok kecil seperti JAD itu menyimpang dan salah," ucap Ridlwan di acara Prime Talk Metro TV, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Ridlwan mencontohkan ustaz yang aktif di media sosial seperti Abdul Somad, Hanan Attaki dan Adi Hidayat. Mereka diminta menyadarkan masyarakat terkait paham radikal lewat ceramah di media sosial.
"Ajak mereka untuk bicara kepada milenial agar menjauhi kelompok-kelompok radikal. Menjauhi kelompok yang menyalahgunakan Islam secara salah," tutur Ridlwan.
Selain menggalang kekuatan lewat media sosial, pemerintah perlu mengajak partai politik, tokoh agama dan organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk menyuarakan hal yang sama. Lanjutnya, mereka harus bersuara sekeras mungkin menolak paham radikal.
Ridlwan menyebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin hingga Wakil Ketua Syuro PKS Hidayat Nur Wahid harus gencar menyuaran anti radikalisme. Sebab pemerintah tidak dapat bergerak sendiri menangkal terorisme.
"Kalau yang berjuang hanya pemerintah apalagi hanya polisi atau para pengiat yang aktif melawan terorisme, saya kira kurang efektif," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SCI)