medcom.id, Jakarta: Komisi V DPR bakal bertindak tegas menyikapi terbakarnya kapal Zahro Express yang menewaskan 23 orang. Menurut Ketua Komisi V Fary Djami Faris mengatakan, perbedaan data jumlah penumpang bisa menjadi alasan dibentuknya panitia kerja (panja) untuk menyelidiki kasus ini.
"Kami akan panggil pak Menhub Budi Karya, kami akan minta penjelasan. Tergantung bagaimana laporannya Menteri dan di lapangan. Kalau memang perlu dibuat panja, akan dibuat panja," kata Fary kepada Metrotvnews.com, Selasa (3/1/2017).
Fary menjelaskan, kemungkinan dibentuknya panja tak hanya soal perbedaan manifes penumpang. Adanya kabar nakhoda berusaha menyelamatkan diri terlebih dahulu saat kebakaran terjadi juga menjadi catatan Komisi Perhubungan ini.
Seharusnya, kata politkus Gerindra ini, nakhoda dan anak buah kapal menjadi yang terakhir menyelamatkan diri setelah seluruh penumpang diselamatkan.
"Jangan-jangan nakhodanya ini abal-abal," ucap dia.
Dia juga mempertanyakan standar operasional prosedur (SOP) dalam kondisi seperti itu. Kelengkapan kapal pun menjadi penekanan tersendiri.
"KNKT juga kita minta evaluasi kapal Zahro, apakah emergency pertama dilakukan pada saat kebakaran. Apakah kelengkapannya itu ada seperti pelampung, alat pemadam dan lain-lain," jelas dia.
Komisi V, kata Fary, segera menggelar rapat pimpinan setelah masa sidang DPR kembali dibuka, 9 Januari. Menhub juga dipastikan dipanggil begitu masa sidang dimulai.
medcom.id, Jakarta: Komisi V DPR bakal bertindak tegas menyikapi terbakarnya kapal Zahro Express yang menewaskan 23 orang. Menurut Ketua Komisi V Fary Djami Faris mengatakan, perbedaan data jumlah penumpang bisa menjadi alasan dibentuknya panitia kerja (panja) untuk menyelidiki kasus ini.
"Kami akan panggil pak Menhub Budi Karya, kami akan minta penjelasan. Tergantung bagaimana laporannya Menteri dan di lapangan. Kalau memang perlu dibuat panja, akan dibuat panja," kata Fary kepada Metrotvnews.com, Selasa (3/1/2017).
Fary menjelaskan, kemungkinan dibentuknya panja tak hanya soal perbedaan manifes penumpang. Adanya kabar nakhoda berusaha menyelamatkan diri terlebih dahulu saat kebakaran terjadi juga menjadi catatan Komisi Perhubungan ini.
Seharusnya, kata politkus Gerindra ini, nakhoda dan anak buah kapal menjadi yang terakhir menyelamatkan diri setelah seluruh penumpang diselamatkan.
"Jangan-jangan nakhodanya ini abal-abal," ucap dia.
Dia juga mempertanyakan standar operasional prosedur (SOP) dalam kondisi seperti itu. Kelengkapan kapal pun menjadi penekanan tersendiri.
"KNKT juga kita minta evaluasi kapal Zahro, apakah emergency pertama dilakukan pada saat kebakaran. Apakah kelengkapannya itu ada seperti pelampung, alat pemadam dan lain-lain," jelas dia.
Komisi V, kata Fary, segera menggelar rapat pimpinan setelah masa sidang DPR kembali dibuka, 9 Januari. Menhub juga dipastikan dipanggil begitu masa sidang dimulai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)