Jakarta: Sandiaga Uno disebut siap maju sebagai calon presiden (capres) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sandi dianggap tidak loyal pada keputusan partai yang dianunginya saat ini, yakni Partai Gerindra.
Kader Gerindra, Otis Homer ikut resah melihat sikap Sandiaga tersebut. Dia bahkan mengkritik keras pernyataan Sandiaga yang mengaku siap maju dalam kontestasi politik 2024.
Dia bercerita, pertama kali bertemu dan kenal dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Saat itu sekitar tahun 2016 jelang Pilkada DKI 2017. Otis mengatakan, saat itu sang ketua umum mengumpulkan seluruh kadernya di Hambalang, Bogor.
“Pak Prabowo membina dan menggembleng para kadernya untuk menjadi seorang pejuang politik, bukan sekadar menjadi politisi,”kata Otis, Selasa, 6 September 2022.
Dalam acara tersebut, ada tradisi ’Parade Senja’. Yakni, upacara di Gerindra untuk menghormati para pejuang kemerdekaan RI serta para pendiri serta pejuang partai yang telah gugur dalam perjuangan untuk rakyat Indonesia.
“Saat itu saya diperintahkan untuk menyiapkan acara tersebut yang berlokasi di Padepokan Garuda Yaksa,” kenang dia.
‘Parade Senja’ dimulai tepat setelah Azan Maghrib dikumandangkan. Namun upacara sedikit berbeda karena saat itu juga diundang seseorang yang bernama Sandiaga Uno.
“Di sini saya pertama kali mendengar nama beliau yang disebutkan Pak Prabowo Subianto yang langsung mempromosikan Sandiaga Uno adalah kader partai yang akan diusung sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta oleh Gerindra,” katanya.
Baca: Gerindra Persilahkan Sandiaga Dicalonkan Partai Lain
Hingga akhirnya, Gerindra bersama koalisinya PKS berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Saat itu, Gerindra mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
“Sebagai seorang kader partai, Sandiaga Uno seharusnya mengerti dan menghargai apa yang telah pak Prabowo lakukan di dalam kariernya sebagai seorang kader. Bahkan saat ini ketika beliau dipercayakan partai sebagai seorang Menteri dalam pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin,” kritik dia.
Dia pun mengaku kecewa dengan kesiapan Sandiaga untuk maju dalam Pemilu 2024. Sementara Gerindra telah sepakat untuk mengusung kembali Prabowo sebagai capres, ia memahami meski hak setiap warga negara untuk dipilih dan memilih sesuai UU.
“Namun seorang Sandiaga Uno adalah kader Gerindra seharusnya tunduk kepada forum tertinggi partai yang telah mendeklarasikan Pak Prabowo Subianto sebagai Capres dari partai Gerindra pada Pemilu 2024,” tutur dia.
Terlebih kata Otis, Sandiaga hadir dalam forum Rapimnas berseragam kader lengkap. Seharusnya, Sandiaga, kata dia, menyadari dan mengetahui serta mendengar keputusan bulat dan mutlak secara musyawarah dari 34 DPD Gerindra se-Indonesia yang menghendaki Prabowo sebagai calon tunggal yang akan diusung oleh Partai Gerindra sebagai Capres.
“Sebagai kader saya perlu mengingatkan anda (Sandiaga) untuk membaca serta harus menghafal dan menghayati teks sumpah kader Partai Gerindra pada butir ke-5 berbunyi ‘Saya bersumpah, bahwa saya tunduk dan patuh kepada Ideologi dan disiplin partai serta menjaga kehormatan martabat dan kekompakan partai,” ujar Otis.
Menurut dia, Sandiaga telah melanggar sumpah kader partai yang selalu diucapkan oleh para kader. Khususnya, Sandiaga saat didaulat sebagai Calon Gubernur oleh Prabowo di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang pada 2016 lalu.
Dia juga mendorong, Badan Seleksi Organisasi dan Mahkamah Gerindra menindak Sandiaga karena diduga melanggar AD/ART. Terutama sumpah kader Partai butir ke-5 serta melanggar jati diri kader Gerindra.
“Sebagai kader partai saya persilakan anda secara gentle mundur dan keluar dari Gerindra kalau anda tidak cocok dengan perjuangan dan garis partai,” katanya.
Jakarta: Sandiaga Uno disebut siap maju sebagai calon presiden (capres) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sandi dianggap tidak loyal pada keputusan partai yang dianunginya saat ini, yakni Partai Gerindra.
Kader Gerindra, Otis Homer ikut resah melihat sikap Sandiaga tersebut. Dia bahkan mengkritik keras pernyataan Sandiaga yang mengaku siap maju dalam kontestasi politik 2024.
Dia bercerita, pertama kali bertemu dan kenal dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Saat itu sekitar tahun 2016 jelang Pilkada DKI 2017. Otis mengatakan, saat itu sang ketua umum mengumpulkan seluruh kadernya di Hambalang, Bogor.
“Pak Prabowo membina dan menggembleng para kadernya untuk menjadi seorang pejuang politik, bukan sekadar menjadi politisi,”kata Otis, Selasa, 6 September 2022.
Dalam acara tersebut, ada tradisi ’Parade Senja’. Yakni, upacara di Gerindra untuk menghormati para pejuang kemerdekaan RI serta para pendiri serta pejuang partai yang telah gugur dalam perjuangan untuk rakyat Indonesia.
“Saat itu saya diperintahkan untuk menyiapkan acara tersebut yang berlokasi di Padepokan Garuda Yaksa,” kenang dia.
‘Parade Senja’ dimulai tepat setelah Azan Maghrib dikumandangkan. Namun upacara sedikit berbeda karena saat itu juga diundang seseorang yang bernama Sandiaga Uno.
“Di sini saya pertama kali mendengar nama beliau yang disebutkan Pak Prabowo Subianto yang langsung mempromosikan Sandiaga Uno adalah kader partai yang akan diusung sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta oleh Gerindra,” katanya.
Baca:
Gerindra Persilahkan Sandiaga Dicalonkan Partai Lain
Hingga akhirnya, Gerindra bersama koalisinya PKS berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Saat itu, Gerindra mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
“Sebagai seorang kader partai, Sandiaga Uno seharusnya mengerti dan menghargai apa yang telah pak Prabowo lakukan di dalam kariernya sebagai seorang kader. Bahkan saat ini ketika beliau dipercayakan partai sebagai seorang Menteri dalam pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin,” kritik dia.
Dia pun mengaku kecewa dengan kesiapan Sandiaga untuk maju dalam Pemilu 2024. Sementara Gerindra telah sepakat untuk mengusung kembali Prabowo sebagai capres, ia memahami meski hak setiap warga negara untuk dipilih dan memilih sesuai UU.
“Namun seorang Sandiaga Uno adalah kader Gerindra seharusnya tunduk kepada forum tertinggi partai yang telah mendeklarasikan Pak Prabowo Subianto sebagai Capres dari partai Gerindra pada Pemilu 2024,” tutur dia.
Terlebih kata Otis, Sandiaga hadir dalam forum Rapimnas berseragam kader lengkap. Seharusnya, Sandiaga, kata dia, menyadari dan mengetahui serta mendengar keputusan bulat dan mutlak secara musyawarah dari 34 DPD Gerindra se-Indonesia yang menghendaki Prabowo sebagai calon tunggal yang akan diusung oleh Partai Gerindra sebagai Capres.
“Sebagai kader saya perlu mengingatkan anda (Sandiaga) untuk membaca serta harus menghafal dan menghayati teks sumpah kader Partai Gerindra pada butir ke-5 berbunyi ‘Saya bersumpah, bahwa saya tunduk dan patuh kepada Ideologi dan disiplin partai serta menjaga kehormatan martabat dan kekompakan partai,” ujar Otis.
Menurut dia, Sandiaga telah melanggar sumpah kader partai yang selalu diucapkan oleh para kader. Khususnya, Sandiaga saat didaulat sebagai Calon Gubernur oleh Prabowo di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang pada 2016 lalu.
Dia juga mendorong, Badan Seleksi Organisasi dan Mahkamah Gerindra menindak Sandiaga karena diduga melanggar AD/ART. Terutama sumpah kader Partai butir ke-5 serta melanggar jati diri kader Gerindra.
“Sebagai kader partai saya persilakan anda secara gentle mundur dan keluar dari Gerindra kalau anda tidak cocok dengan perjuangan dan garis partai,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)