Presiden Joko Widodo KTT G20 di Bali. Foto: BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo KTT G20 di Bali. Foto: BPMI Setpres

Presiden Tegaskan Penguatan Arsitektur Kesehatan Global Sebuah Keharusan

Andhika Prasetyo • 15 November 2022 15:26
Bali: Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin negara G20 untuk serius memperkuat arsitektur kesehatan global. Langkah tersebut wajib dilakukan sebagai bentuk antisipasi, kesiapsiagaan, jika pandemi terjadi lagi di masa mendatang.
 
“Para pemimpin G-20, dunia kita semakin pulih dari pandemi covid-19 tapi kita tidak boleh lengah. Darurat Kesehatan berikutnya bisa muncul kapan saja. Kali ini, dunia harus lebih siap. Kesiapsiagaan kita akan menyelematkan nyawa dan perekonomian kita,” ujar Jokowi saat membuka Working Session II KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski, Bali, Selasa, 15 November 2022.
 
Sebagai kumpulan negara dengan ekonomi terkuat, G20 harus melakukan aksi nyata. Saat ini, pandemic fund, salah satu terobosan yang diinisiasi dalam Presidensi Indonesia, telah terbentuk. Itu harus ditindaklanjuti dengan langkah konkret, yaitu menyumbangkan dana besar ke dalamnya.

“Indonesia sudah memberi komitmen USD50 juta. Saya mengajak semua pihak juga berkontribusi. Ini harus ditindaklanjuti dengan penambahan kontribusi pendanaan supaya berfungsi secara optimal,” tutur dia.
 
Selain itu, G20 harus melibatkan negara-negara berkembang sebagai bagian dari solusi masalah kesehatan dunia. Caranya ialah dengan menaruh investasi di sektor medis di negara-negara tersebut.
 

Baca: Pemerintah Manfaatkan Kebijakan Data untuk Bangun Arsitektur Kesehatan Nasional


 
Selama ini, Jokowi melihat negara-negara berkembang dibiarkan tertinggal sehingga kesenjangan kapasitas kesehatan menjadi sangat tinggi. Menurut dia, negara berkembang harus diberdayakan. Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan. 
 
Dia menyampaikan negara berkembang memerlukan kemitraan yang memberdayakan. Mereka bisa menjadi bagian dari rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.
 
“Itu hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, transfer teknologi diperkuat dan akses bahan baku produksi diperluas,” ujar dia.
 
Jokowi juga mendorong WHO lebih kuat dan bertaring lagi, terutama dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan terkait kesehatan. 
 
Pada akhir sambutannya, Kepala Negara menekankan dunia tidak boleh mengulangi lagi kesalahan yang sama, karena tidak siap dalam menghadapi pandemi. “Itu harus jadi pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global. ‘Never Again’ saya kira menjadi mantra Bersama,” tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan