medcom.id, Jakarta: Dengan jumlah yang mendominasi, Koalisi Merah Putih (KMP) sukses memenangkan setiap voting DPR. Dalam empat kali voting yang dihelat di DPR, KMP sukses menang dengan 'menyapu bersih' voting tersebut.
"Karena PDIP tidak membaca situasi dan dinamika politik. Partai butuh kepastian, bukan sekedar janji saja," kata pengamat politik dari Universitas Mercubuana, Heri Budianto kepada Metrotvnews.com, Kamis (2/10/2014).
Dia menambahkan Koalisi Indonesia hebat yang digawangi PDIP gagal dalam melakukan lobi politik terhadap beberapa partai, sehingga mengalami kekalahan di DPR. Salah satu cara untuk membendung kemenangan KMP, adalah melakukan lobi politik lebih keras. "PDIP bisa mendesak Mega untuk bertemu dengan SBY, karena sudah kalah 4:0. Jika Demokrat masuk, di parlemen Koalisi Indonesia Hebat masih kurang banyak dari KMP. Jadi perlu menarik PPP," terangnya.
Jika gagal menggoda Demokrat dan PPP, maka diprediksi pemerintahan Jokowi-JK kerap dijelgal di parlemen. "Ini tantangan masih berat. Kalau gagal gempuran makin kencang," tutupnya.
Sebelumnya diketahui KMP sukses menang dengan skor 4:0. Kemenangan hasil voting KMP diawali dengan saat revisi UU MD3. Dalam UU tersebut salah satu pasal berbunyi Kursi Ketua DPR tak otomatis jadi milik partai pemenang pemilu. Kemenangan kedua KMP saat disahkannya Peraturan Tata Tertib (Tatib) DPR.
Kemudian ditetapkannya UU Pilkada. Dalam sidang Paripurna tersebut, Demokrat yang digadang-gadang sebagai partai penentu memilih walk out. Kemenangan keempat KMP yaitu saat pemilihan paket Ketua DPR RI. Setya Novanto resmi menjadi Ketua DPR terpilih secara paket bersama Fadli Zon, Agus Hermanto, Taufik Kurniawan, dan Fahri Hamzah.
medcom.id, Jakarta: Dengan jumlah yang mendominasi, Koalisi Merah Putih (KMP) sukses memenangkan setiap voting DPR. Dalam empat kali voting yang dihelat di DPR, KMP sukses menang dengan 'menyapu bersih' voting tersebut.
"Karena PDIP tidak membaca situasi dan dinamika politik. Partai butuh kepastian, bukan sekedar janji saja," kata pengamat politik dari Universitas Mercubuana, Heri Budianto kepada
Metrotvnews.com, Kamis (2/10/2014).
Dia menambahkan Koalisi Indonesia hebat yang digawangi PDIP gagal dalam melakukan lobi politik terhadap beberapa partai, sehingga mengalami kekalahan di DPR. Salah satu cara untuk membendung kemenangan KMP, adalah melakukan lobi politik lebih keras. "PDIP bisa mendesak Mega untuk bertemu dengan SBY, karena sudah kalah 4:0. Jika Demokrat masuk, di parlemen Koalisi Indonesia Hebat masih kurang banyak dari KMP. Jadi perlu menarik PPP," terangnya.
Jika gagal menggoda Demokrat dan PPP, maka diprediksi pemerintahan Jokowi-JK kerap dijelgal di parlemen. "Ini tantangan masih berat. Kalau gagal gempuran makin kencang," tutupnya.
Sebelumnya diketahui KMP sukses menang dengan skor 4:0. Kemenangan hasil voting KMP diawali dengan saat revisi UU MD3. Dalam UU tersebut salah satu pasal berbunyi Kursi Ketua DPR tak otomatis jadi milik partai pemenang pemilu. Kemenangan kedua KMP saat disahkannya Peraturan Tata Tertib (Tatib) DPR.
Kemudian ditetapkannya UU Pilkada. Dalam sidang Paripurna tersebut, Demokrat yang digadang-gadang sebagai partai penentu memilih walk out. Kemenangan keempat KMP yaitu saat pemilihan paket Ketua DPR RI. Setya Novanto resmi menjadi Ketua DPR terpilih secara paket bersama Fadli Zon, Agus Hermanto, Taufik Kurniawan, dan Fahri Hamzah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)