Jakarta: Komisi V DPR berencana memanggil Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Mereka akan membedah kelaikan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
"Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan mengundang Menteri Perhubungan dengan seluruh jajarannya," kata Wakil Ketua Komisi V DPR Ridwan Bae saat meninjau posko terpadu SAR di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin, 11 Januari 2021.
Dia hendak mempertanyakan usia pesawat yang layak digunakan. Selain itu, Ridwan menilai penerbangan di Indonesia yang bertarif murah kurang memperhatikan faktor-faktor keselamatan.
"Karena biaya murah, pada dasarnya menurut pemikiran orang, itu mengabaikan persoalan suku cadang yang sangat dibutuhkan dalam keseriusannya," ujar dia.
Baca: Kemenhub Beberkan Catatan Terbang Sriwijaya Air SJ-182 Setahun Terakhir
Komisi V, kata dia, akan membahas masalah ini lebih dalam dengan Menhub dan seluruh pihak terkait. Harapannya, ke depan tidak lagi terjadi hal-hal serupa.
"Karena itu kita mesti bicara," kata Ridwan.
Pesawat Sriwijaya Air dengan call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat itu jatuh dengan mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Jakarta: Komisi V DPR berencana memanggil Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Mereka akan membedah kelaikan pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 yang
jatuh di Perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
"Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan mengundang Menteri Perhubungan dengan seluruh jajarannya," kata Wakil Ketua Komisi V DPR Ridwan Bae saat meninjau posko terpadu SAR di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin, 11 Januari 2021.
Dia hendak mempertanyakan usia pesawat yang layak digunakan. Selain itu, Ridwan menilai penerbangan di Indonesia yang bertarif murah kurang memperhatikan faktor-faktor keselamatan.
"Karena biaya murah, pada dasarnya menurut pemikiran orang, itu mengabaikan persoalan suku cadang yang sangat dibutuhkan dalam keseriusannya," ujar dia.
Baca:
Kemenhub Beberkan Catatan Terbang Sriwijaya Air SJ-182 Setahun Terakhir
Komisi V, kata dia, akan membahas masalah ini lebih dalam dengan Menhub dan seluruh pihak terkait. Harapannya, ke depan tidak lagi terjadi hal-hal serupa.
"Karena itu kita mesti bicara," kata Ridwan.
Pesawat Sriwijaya Air dengan
call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat itu jatuh dengan mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)