Wapres Jusuf Kalla. Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Wapres Jusuf Kalla. Foto: Antara/Widodo S. Jusuf

JK: Ekstrim Kiri & Kanan Bisa Muncul Kalau Kemiskinan Meningkat

Dheri Agriesta • 03 Juni 2016 16:11
medcom.id, Jakarta: Wacana munculnya Partai Komunis Indonesia (PKI) jadi salah satu perbincangan beberapa waktu terakhir. Wakil Presiden Jusuf Kalla tak risau dengan kabar itu. JK mengatakan, PKI mengusung ideologi komunis yang mengedepankan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat. Anggapan bangkitnya PKI pun dirasa terlalu berlebihan.
 
Pria asal Makassar ini menegaskan, ideologi serupa itu bisa muncul di Indonesia jika ketidakadilan dan kemiskinan meningkat. Tak hanya komunisme, ideologi ekstrim kanan sekali pun bisa muncul karena merasa ada yang tak sesuai dalam sistem masyarakat.
 
"Kalau kita meningkat unsur ketidakadilan dan kemiskinan, bisa timbul segala macam. Segala macam unsur radikalisme, tak hanya ekstrim kiri tapi juga kanan. Itu bisa muncul kalau negara tidak maju dan kemudian tidak hadir," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2016).

Wacana ini dimunculkan kembali setelah beberapa purnawirawan TNI dan berbagai ormas Islam menggelar simposium di Balai Kartini pada 1 - 2 Juni. Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Letjen (Purn) Kivlan Zen mengatakan, PKI kini muncul dengan gaya baru.
 
Kivlan juga mengatakan, kader PKI akan melakukan deklarasi kebangkitan partai berlambang palu arit itu. JK menilai, ketakutan ini cukup berlebihan. Jika negara tak bisa menjaga keseimbangan dan kesejahteraan masyarakat, ideologi ekstrim dan radikal lainnya bisa juga muncul.
 
"Tapi kalau dilihat sebagai ideologi saya yakin berlebihan ketakutan orang," kata dia.
 
Komunisme Telah Gagal
 
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menegaskan, paham komunis terbukti gagal di banyak negara, termasuk Indonesia. PKI sempat muncul sebagai primadona di kalangan masyarakat bawah Indonesia.
 
Kader PKI yang rajin melakukan aksi turun ke bawah (turba) membuat perkembangan kader partai berlambang palu arit ini melejit pesat. Partai ini bahkan masuk dalam lima besar partai politik dengan suara terbanyak di Pemilu 1955.
 
JK: Ekstrim Kiri & Kanan Bisa Muncul Kalau Kemiskinan Meningkat
Massa dari Front Pembela Islam (FPI) dan Front Pancasila membakar kain bersimbol komunis di depan kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/6/2016). Mereka menolak rekonsiliasi, rehabilitasi dan kompensasi terhadap PKI serta menyerukan bahaya laten komunis. Foto: Antara/Suhartono
 
Sebelas tahun berselang, PKI mulai tumbang karena diduga terlibat dalam gerakan 30 September 1966 yang menewaskan lima jenderal. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan G30SPKI. Pentolan PKI dicokok satu per satu, partai ini pun menuju tubir kehancuran.
 
Tak hanya di Indonesia, negara besar yang menganut paham ini pun telah tiada. Uni Soviet terpecah belah menjadi beberapa negara. JK menilai, negara di Eropa Timur dan China kini lebih cenderung sebagai negara penganut paham kapitalis.
 
"Sudah terbukti di mana pun di dunia ini, itu gagal ideologi itu," kata Kalla.
 
Di Amerika Selatan terdapat Kuba yang masih bersikeras menganut paham sosialisme hingga beberapa waktu lalu. Kuba kini telah mulai beradaptasi dengan perkembangan dunia. Terbaru, mereka mencabut embargo perdagangan dengan Amerika Serikat, negara yang menjadi musuh bebuyutan mereka.
 
"Satu-satunya tinggal negara komunis di dunia ini tapi lebih otoriter daripada yang lain adalah Korea Utara, dan itu gagal dari sisi pemerintahan," kata Jk.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan