"PAN memberikan apresiasi atas sikap politik tersebut sebagai bagian dari ijtihad politik yang dipilih dalam pemenangan pemilu. Namun PAN tidak akan ikut ke dalam wacana poros Islam," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga Mauladi saat dihubungi, Rabu, 20 April 2022.
Ada beberapa pertimbangan PAN tak ingin bergabung dengan wacana tersebut. Pertama, rawan politik identitas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Tahapan Lengkap Pemilu Serentak 2024
Eks anggota DPR itu menilai agama bakal menjadi barang dagangan meraih simpati masyarakat. PAN tak sepakat dengan strategi tersebut.
"Simbol-simbol agama sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam turbulensi politik karena dapat menyebabkan keretakan kohesivitas sosial dan dapat mengganggu integrasi nasional," ungkap dia.
Peserta Pemilu 2024 diminta belajar dari sejumlah pengalaman kontestasi tingkat pusat dan daerah yang memainkan isu agama. Perbedaan pilihan karena berdasarkan pada perbedaan agama dipastikan menjadi penyulut konflik sosial.
"PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi secara permanen," sebut Viva.
Alasan kedua dikhawatirkan bakal timbul poros tandingan non-agama. Kondisi tersebut dinilai tidak produktif bagi kemajuan bangsa.
Terakhir, PAN ingin pembentukan koalisi memberikan pendidikan politik kepada rakyat. Sehingga, mereka memilih sesuai dengan akal sehat agar demokrasi dapat berjalan sehat dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Bukan politik prosedural atau rutinitas, tetapi berpolitik yang substantif dan produktif," ujar Viva.