Jakarta: Partai Amanat Nasional (PAN) menjadikan tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai alasan mengusulkan penundaan Pemilu 2024. Namun, tak ada hubungan antara tingkat kepuasan dan dukungan perpanjangan masa jabatan presiden.
Hal itu terlihat pada jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi tak sepakat dengan perpanjangan masa jabatan presiden melalui penundaan Pemilu 2024.
"Jadi puas atau tidak puas dengan kinerja presiden tidak berkolerasi dengan tingkat penolakan atau dukungan terhadap masa perpanjangan presiden," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam diskusi virtual, 3 Maret 2022.
Dia menyampaikan sebanyak 66,3 persen responden mengaku puas dengan kinerja Jokowi. Namun, mayoritas dari responden tersebut menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
"Sekitar 60 persen atau lebih menyataan lebih memilih untuk tetap melaksanakan Pemilu 2024," ungkap dia.
Baca: Tingkat Kepuasan terhadap Kinerja Jokowi 66,3% Versi LSI
Penolakan perpanjangan masa jabatan presiden jauh lebih tinggi disampaikan pihak yang tidak pusa dengan kinerja Jokowi. Jumlahnya mencapai 82,3 persen.
"Memang masyarakat yang tidak puas dengan kinerja presiden tingkat penolakannya terhadap perpanjangan masa jabatan presiden baik alasan pandemi, IKN (ibu kota negara), dan ekonomi memang lebih tinggi," ujar dia.
Survei dilakukan pada 25 Februari hingga 1 Maret 2022. Jumlah responden yang dipilih dengan metode simple random sampling sebanyak 1.197 orang.
Tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen. Sedangkan, toleransi kesalahan atau margin of error sebesar 2,89 persen.
Jakarta: Partai Amanat Nasional (PAN) menjadikan tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (
Jokowi) sebagai alasan mengusulkan penundaan
Pemilu 2024. Namun, tak ada hubungan antara tingkat kepuasan dan dukungan perpanjangan masa jabatan presiden.
Hal itu terlihat pada jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi tak sepakat dengan perpanjangan masa jabatan presiden melalui penundaan
Pemilu 2024.
"Jadi puas atau tidak puas dengan kinerja presiden tidak berkolerasi dengan tingkat penolakan atau dukungan terhadap masa perpanjangan presiden," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam diskusi virtual, 3 Maret 2022.
Dia menyampaikan sebanyak 66,3 persen responden mengaku puas dengan kinerja Jokowi. Namun, mayoritas dari responden tersebut menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
"Sekitar 60 persen atau lebih menyataan lebih memilih untuk tetap melaksanakan Pemilu 2024," ungkap dia.
Baca:
Tingkat Kepuasan terhadap Kinerja Jokowi 66,3% Versi LSI
Penolakan perpanjangan masa jabatan presiden jauh lebih tinggi disampaikan pihak yang tidak pusa dengan kinerja Jokowi. Jumlahnya mencapai 82,3 persen.
"Memang masyarakat yang tidak puas dengan kinerja presiden tingkat penolakannya terhadap perpanjangan masa jabatan presiden baik alasan pandemi, IKN (ibu kota negara), dan ekonomi memang lebih tinggi," ujar dia.
Survei dilakukan pada 25 Februari hingga 1 Maret 2022. Jumlah responden yang dipilih dengan metode simple random sampling sebanyak 1.197 orang.
Tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen. Sedangkan, toleransi kesalahan atau
margin of error sebesar 2,89 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)