Jakarta: Perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat membawa angin segar bagi masyarakat yang terdampak pandemi covid-19. Masyarakat dinilai perlu berperan aktif selama masa perpanjangan lima hari ke depan agar PPKM bisa segera disudahi.
"Jadi perpanjangan PPKM darurat ini juga perlu didukung oleh kontribusi masyarakat," ungkap Dosen Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Laura Navila Yamani kepada Media Indonesia, Selasa, 20 Juli 2021.
Laura menjelaskan angin segar dari kebijakan yang baru diumumkan Presiden Joko Widodo itu ialah terkait relaksasi per tahap. Menurut dia, relaksasi itu memberikan optimisme kepada masyarakat untuk keluar dari situasi sulit saat ini.
Laura mengatakan perpanjangan waktu lima hari bukan berarti PPKM darurat sebelumnya sudah efektif. Dengan angka kasus positif yang mulai menurun dan adanya pertimbangan terkait dampak di sektor ekonomi, kebijakan saat ini dinilai cukup tepat.
"Sebetulnya PPKM darurat kan evaluasinya tidak secara akumulasi, ini memang dilihatnya per hari sehingga sifatnya fleksibel. Artinya, dengan kondisi yang sekarang ini, dampak dari covid-19 tidak hanya untuk kesehatan tapi juga perekonomian, maka masa perpanjang lima hari dengan relaksasi per tahap," jelas dia.
Namun, dia menyampaikan pemerintah tetap harus memiliki target tertentu. Tagetnya tidak hanya penurunan kasus, tetapi positivity rate dan persentase bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit juga harus turun dalam lima hari ke depan.
Menurut dia, target tersebut bisa tercapai bila masyarakat menjalankan implementasi PPKM darurat dengan sungguh-sungguh. "Kalau masyarakat patuh terhadap PPKM, ini bisa mempercepat capaian dari targetnya, sehingga relaksasi dari PPKM bisa lebih cepat," ujar Laura.
Jakarta: Perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (
PPKM) darurat membawa angin segar bagi masyarakat yang terdampak
pandemi covid-19. Masyarakat dinilai perlu berperan aktif selama masa perpanjangan lima hari ke depan agar PPKM bisa segera disudahi.
"Jadi perpanjangan PPKM darurat ini juga perlu didukung oleh kontribusi masyarakat," ungkap Dosen Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Laura Navila Yamani kepada
Media Indonesia, Selasa, 20 Juli 2021.
Laura menjelaskan angin segar dari kebijakan yang baru diumumkan Presiden Joko Widodo itu ialah terkait relaksasi per tahap. Menurut dia, relaksasi itu memberikan optimisme kepada masyarakat untuk keluar dari situasi sulit saat ini.
Laura mengatakan perpanjangan waktu lima hari bukan berarti PPKM darurat sebelumnya sudah efektif. Dengan angka kasus positif yang mulai menurun dan adanya pertimbangan terkait dampak di sektor ekonomi, kebijakan saat ini dinilai cukup tepat.
"Sebetulnya PPKM darurat kan evaluasinya tidak secara akumulasi, ini memang dilihatnya per hari sehingga sifatnya fleksibel. Artinya, dengan kondisi yang sekarang ini, dampak dari covid-19 tidak hanya untuk
kesehatan tapi juga perekonomian, maka masa perpanjang lima hari dengan relaksasi per tahap," jelas dia.
Namun, dia menyampaikan pemerintah tetap harus memiliki target tertentu. Tagetnya tidak hanya penurunan kasus, tetapi
positivity rate dan persentase
bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit juga harus turun dalam lima hari ke depan.
Menurut dia, target tersebut bisa tercapai bila masyarakat menjalankan implementasi PPKM darurat dengan sungguh-sungguh. "Kalau masyarakat patuh terhadap PPKM, ini bisa mempercepat capaian dari targetnya, sehingga relaksasi dari PPKM bisa lebih cepat," ujar Laura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)