Jakarta: Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra menekankan politik identitas harus dicegah dalam Pemilu 2024. Penguatan moderasi beragama dinilai kunci menangkal politik identitas.
Azyumardi menjelaskan politik identitas kerap dikaitkan dengan keberadaan kelompok 212. Namun, eksistensi kelompok tersebut tidak terlalu besar pada Pemilu 2019.
"Ketika kemudian pembelahan politik yang terjadi itu membuat politik identitas 212 itu tidak relevan," ujar Azyumardi dalam Seminar Kebangsaan bertajuk 'Masa Depan Bangsa Di Tengah Maraknya Politik Identitas', di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 16 Juni 2022.
Baca: Hadir di Seminar Kebangsaan NasDem, JK: 2022 Tahun Romantis
Selain itu, ia menilai mayoritas masyarakat Indonesia memiliki pemahaman moderasi agama yang kuat. Baik di kalangan umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya.
"Tidak ada kelompok kegamaan yang begitu esktrem," jelas dia.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebut politik identitas tidak perlu dikhawatirkan saat pesta demokrasi 2024. Paling penting, masyarakat dapat memperkuat politik moderasi.
"Politik yang bertujuan untuk merestorasi memulihkan kembali, saya rasa banyak hal yang perlu dipulihkan kembali, termasuk yang perlu direstorasi itu demokrasinya," terang Ketua Dewan Pers itu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id