Jakarta: Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) merangkak naik. Berdasarkan hasil survei Indonesian Political Opinion (IPO), tingkat keterpilihan partai pimpinan Zulkifli Hasan itu berada di atas Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“(Elektabilitas) Partai Amanat Nasional (PAN) 5,0 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,8 persen,” tulis data survei IPO, dilansir pada Jumat, 16 Juni 2023.
Direktur Indonesian Political Opinion Dedi Kurnia Syah mencatat ada beberapa faktor yang membuat elektabilitas PAN naik. Di antaranya Kinerja positif yang ditunjukkan Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan.
“(Kepuasan masyarakat kepada) Kementerian Perdagangan 52,1 persen,” kata Dedi.
Selain itu, lanjut dia, tindakan politik Zulkifli Hasan turut memberikan dampak positif pada popularitas dan elektabilitas PAN.
Berkaca dari hasil ini, dia menilai PAN semestinya tetap melanjutkan inisiasi-inisiasinya, misalnya membentuk poros keempat dengan mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Zulkifli hasan sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Karena Golkar dan PAN sudah cukup untuk mengusung capres sendiri," ucap dia.
Menurut dia, kehadiran poros keempat yang mengusung Airlangga dan Zulkifli Hasan akan berdampak baik bagi elektabilitas kedua parpol. Sebab, loyalitas kader dapat terjaga.
"Artinya meskipun peluang Airlangga-Zulhas menang pilpres minum, tapi mereka dapat mempertahankan suara untuk calon anggota legislatifnya. Hal demikian yang saat ini diinginkan oleh banyak parpol lainnya," kata dia.
Berikut elektabilitas partai politik berdasarkan hasil survei IPO:
PDI Perjuangan 21,5 persen
Partai Gerindra 19,7 persen
Partai Golkar 9,3 persen
Demokrat 9,2 persen
PKB 7,7 persen
NasDem 7,5 persen
PAN 5,0 persen
PKS 4,8 persen
Perindo 4,5 persen
PPP 2,1 persen.
Survei ini menggunakan teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka kepada 480 responden dan sambungan telepon kepada 720 responden pada 5-13 Juni 2023. Sehingga total ada 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan atau margin of error 2,90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat. Survei ini berhasil mengambil representasi sampel yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Elektabilitas Partai Amanat Nasional (
PAN) merangkak naik. Berdasarkan hasil survei Indonesian Political Opinion (IPO), tingkat keterpilihan partai pimpinan
Zulkifli Hasan itu berada di atas Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“(Elektabilitas) Partai Amanat Nasional (PAN) 5,0 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,8 persen,” tulis data
survei IPO, dilansir pada Jumat, 16 Juni 2023.
Direktur Indonesian Political Opinion Dedi Kurnia Syah mencatat ada beberapa faktor yang membuat elektabilitas PAN naik. Di antaranya Kinerja positif yang ditunjukkan Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan.
“(Kepuasan masyarakat kepada) Kementerian Perdagangan 52,1 persen,” kata Dedi.
Selain itu, lanjut dia, tindakan politik Zulkifli Hasan turut memberikan dampak positif pada popularitas dan elektabilitas PAN.
Berkaca dari hasil ini, dia menilai PAN semestinya tetap melanjutkan inisiasi-inisiasinya, misalnya membentuk poros keempat dengan mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Zulkifli hasan sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Karena Golkar dan PAN sudah cukup untuk mengusung capres sendiri," ucap dia.
Menurut dia, kehadiran poros keempat yang mengusung Airlangga dan Zulkifli Hasan akan berdampak baik bagi elektabilitas kedua parpol. Sebab, loyalitas kader dapat terjaga.
"Artinya meskipun peluang Airlangga-Zulhas menang pilpres minum, tapi mereka dapat mempertahankan suara untuk calon anggota legislatifnya. Hal demikian yang saat ini diinginkan oleh banyak parpol lainnya," kata dia.
Berikut elektabilitas partai politik berdasarkan hasil survei IPO:
- PDI Perjuangan 21,5 persen
- Partai Gerindra 19,7 persen
- Partai Golkar 9,3 persen
- Demokrat 9,2 persen
- PKB 7,7 persen
- NasDem 7,5 persen
- PAN 5,0 persen
- PKS 4,8 persen
- Perindo 4,5 persen
- PPP 2,1 persen.
Survei ini menggunakan teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka kepada 480 responden dan sambungan telepon kepada 720 responden pada 5-13 Juni 2023. Sehingga total ada 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan atau
margin of error 2,90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik
multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat. Survei ini berhasil mengambil representasi sampel yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)