medcom.id, Jakarta: Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung masih khawatir dengan kondisi partainya yang terus memanas. Kendati, Kementerian Hukum dan HAM sudah mengeluarkan surat keputusan pencabutan pengesahan kepengurusan partai Golkar versi Munas Ancol.
Akbar menilai, dua kubu di Partai Beringin harus bersatu. "Solusi terbaik dan paling tepat dari Dewan Pertimbangan Partai Golkar memang munas. Itu solusi yang paling memungkinkan," kata Akbar saat ditemui di Gedung Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (6/1/2016).
Mantan Ketua Umum Golkar itu menjelaskan, munas merupakan langkah konsolidasi antara Golkar kubu Agung Laksono dengan Golkar Kubu Aburizal Bakrie. Jika Golkar kubu Ical, sapaan Aburizal, tetap keukeh menolak munas, Akbar khawatir eksistensi Golkar akan hilang.
Akbar menambahkan, munas harus segera dilaksanakan agar Golkar bisa mengikuti Pilkada 2017. Ia tak ingin kegagalan pilkada di tahun 2015 terulang di tahun 2017.
"Kalau tidak munas, nanti tidak bisa ikut Pilkada 2017. Pilkada kemarin saja sudah menurun. Saya tidak mau Golkar punah. Golkar harus tetap hidup," kata Akbar
Salah satu langkah yang ditempuh Akbar untuk menyatukan Golkar ialah dengan cara mempertemukan Ical dan Agung Laksono. Namun, hingga kini pertemuan itu belum juga terlaksana lantaran Ical sedang tidak di Indonesia.
“ARB sekarang ada di luar negeri. Saya sudah hubungi tapi belum ada tanggapan. Saya hanya bisa hubungi melalui sekretarisnya saja. Semoga pertemuan ini bisa secepatnya terlaksana,” pungkas Akbar.
medcom.id, Jakarta: Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung masih khawatir dengan kondisi partainya yang terus memanas. Kendati, Kementerian Hukum dan HAM sudah mengeluarkan surat keputusan pencabutan pengesahan kepengurusan partai Golkar versi Munas Ancol.
Akbar menilai, dua kubu di Partai Beringin harus bersatu. "Solusi terbaik dan paling tepat dari Dewan Pertimbangan Partai Golkar memang munas. Itu solusi yang paling memungkinkan," kata Akbar saat ditemui di Gedung Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (6/1/2016).
Mantan Ketua Umum Golkar itu menjelaskan, munas merupakan langkah konsolidasi antara Golkar kubu Agung Laksono dengan Golkar Kubu Aburizal Bakrie. Jika Golkar kubu Ical, sapaan Aburizal, tetap keukeh menolak munas, Akbar khawatir eksistensi Golkar akan hilang.
Akbar menambahkan, munas harus segera dilaksanakan agar Golkar bisa mengikuti Pilkada 2017. Ia tak ingin kegagalan pilkada di tahun 2015 terulang di tahun 2017.
"Kalau tidak munas, nanti tidak bisa ikut Pilkada 2017. Pilkada kemarin saja sudah menurun. Saya tidak mau Golkar punah. Golkar harus tetap hidup," kata Akbar
Salah satu langkah yang ditempuh Akbar untuk menyatukan Golkar ialah dengan cara mempertemukan Ical dan Agung Laksono. Namun, hingga kini pertemuan itu belum juga terlaksana lantaran Ical sedang tidak di Indonesia.
“ARB sekarang ada di luar negeri. Saya sudah hubungi tapi belum ada tanggapan. Saya hanya bisa hubungi melalui sekretarisnya saja. Semoga pertemuan ini bisa secepatnya terlaksana,” pungkas Akbar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)