medcom.id, Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, kembali merayakan hari ulang tahun kemerdekaan RI di daerah perbatasan. Tahun ini, Eko melaksanakan upacara bendera di Perbatasan Indonesia-Malaysia, yakni di Desa Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Tahun lalu, Eko merayakan kemerdekaan di perbatasan Indonesia-Timor Leste, yakni Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
"Komitmen saya sejak awal adalah merayakan hari besar bukan di Jakarta, tapi di daerah," kata Eko dalam keterangan tertulis, Kamis 17 Agustus 2017.
Komitmen ini, kata dia, sebagai wujud bahwa negara hadir di tengah masyarakat yang tinggal di perbatasan. Menurutnya, upaya membangkitkan semangat dan antusiasme masyarakat desa adalah hal terpenting selain memberikan program dan biaya.
"Tanpa partisipasi masyarakat nggak mungkin efektif. Kita ingin membangun semangat mereka bahwa negara ada untuk mereka yang ingin maju. Selama ada komitmen dari masyarakat desa, kita dukung," kata dia.
Upacara perayaan kemerdekaan RI di Desa Sei Pancang, Sebatik diikuti seluruh instansi pemerintah serta masyarakat. Upacara juga diikuti 1.478 anggota Paskibra untuk mendapatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Keterlibatan anggota Paskibra terbanyak itu diprakarsai komunitas pemuda Sebatik, yakni Gebyar Aku Cinta Indonesia (GACI). Peserta Paskibra terdiri dari beberapa instansi pemerintah baik sipil maupun militer, organisasi pemuda dan organisasi sekolah.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/Gbm6zOok" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, kembali merayakan hari ulang tahun kemerdekaan RI di daerah perbatasan. Tahun ini, Eko melaksanakan upacara bendera di Perbatasan Indonesia-Malaysia, yakni di Desa Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Tahun lalu, Eko merayakan kemerdekaan di perbatasan Indonesia-Timor Leste, yakni Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
"Komitmen saya sejak awal adalah merayakan hari besar bukan di Jakarta, tapi di daerah," kata Eko dalam keterangan tertulis, Kamis 17 Agustus 2017.
Komitmen ini, kata dia, sebagai wujud bahwa negara hadir di tengah masyarakat yang tinggal di perbatasan. Menurutnya, upaya membangkitkan semangat dan antusiasme masyarakat desa adalah hal terpenting selain memberikan program dan biaya.
"Tanpa partisipasi masyarakat nggak mungkin efektif. Kita ingin membangun semangat mereka bahwa negara ada untuk mereka yang ingin maju. Selama ada komitmen dari masyarakat desa, kita dukung," kata dia.
Upacara perayaan kemerdekaan RI di Desa Sei Pancang, Sebatik diikuti seluruh instansi pemerintah serta masyarakat. Upacara juga diikuti 1.478 anggota Paskibra untuk mendapatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Keterlibatan anggota Paskibra terbanyak itu diprakarsai komunitas pemuda Sebatik, yakni Gebyar Aku Cinta Indonesia (GACI). Peserta Paskibra terdiri dari beberapa instansi pemerintah baik sipil maupun militer, organisasi pemuda dan organisasi sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)