Fahri Hamzah. Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Fahri Hamzah. Foto: Antara/Yudhi Mahatma

GP Ansor: Indonesia tak Butuh Tokoh Kontroversial

Husen Miftahudin • 17 Mei 2017 14:25
medcom.id, Jakarta: Aksi demonstrasi yang dilakukan pendukung dan penolak Gubernur nonaktif DKI Jakarta Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai mengkhawatirkan. Tenunan kebangsaan atas dasar kebinekaan mulai retak akibat aksi-aksi itu.
 
Di Manado, Sulawesi Utara, ratusan masyarakat menolak kedatangan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Fahri dianggap berperan besar dalam sikap-sikap intoleran yang terjadi di Indonesia.
 
Demo berbau SARA juga terjadi di Aceh yang menolak kehadiran Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Cornelis. Aksi digelar terkait video pidato politik Cornelis yang dianggap provokatif terhadap ulama. Cornelis juga diduga mengusir dan memulangkan paksa seorang ulama Front Pembela Islam (FPI).

Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang berkali-kali mengundang tokoh lintas agama ke Istana Negara. Namun, urusan kebangsaan bukan hanya tanggung jawab Jokowi, melainkan seluruh komponen bangsa.
 
"Seluruh komponen bangsa seharusnya ikut menjaganya. Terutama elite yang omongannya sangat berpengaruh di masyarakat," ujar Yaqut kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Rabu 17 Mei 2017.
 
Penolakan Fahri dan Cornelis menjadi pelajaran. Sebagai tokoh penting yang memiliki pengaruh besar di masyarakat, diharap menjaga perkataannya. Tokoh masyarakat seharusnya menjaga persatuan atas kebinekaan.
 
"Jangan asal bicara. Jangan asal kontroversial. Indonesia tidak butuh (tokoh) yang begitu," ketus Yaqut.
 
Semua pihak, harapnya, harus mampu mengendalikan diri. Bila robeknya tenunan kebangsaan dimulai dari kasus penodaan agama oleh Ahok, maka seluruh proses hukumnya harus dihormati. Tidak saling menyindir dan melakukan aksi-aksi yang malah justru dianggap bakal memperkeruh suasana.
 
"Jika Ahok dianggap sebagai biang persoalan, dia juga sudah dihukum. Apalagi? Jika belum puas, serahkan saja ke proses hukum. Tidak perlu ada aksi-aksi atas nama ini itu yang justru memperkeruh situasi," tegas Yaqut.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan