medcom.id. Jakarta. Aksi unjuk rasa anarkis dan mogok angkutan umum 'menyambut' kenaikan harga BBM. Presiden Jokowi yakin reaksi penolakan itu hanya sesaat karena belum tahu manfaatnya dan akan berakhir dengan sendirinya.
"Nanti juga akan memahami setelah tahu kegunaannya, mungkin tahun depan," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (19/11/2014),
Kepada wartawan yang mencegat usai kunjungan delegasi Uni Eropa, Jokowi menegaskan pemerintah tak sembarangan mengurangi subsidi BBM. Dampaknya bagi masyarakat termasuk salah satu yang sangat dipertimbangkan sehingga dipilih nilai kenaikan paling minimal dengan hasil maksimal untuk jangka panjang.
Hasil maksimal yang diharapkan itu berasal dari sektor-sektor produktif yang mendapatkan tambahan dana subsidi. Bukan hanya pendidikan dan kesehatan tapi juga infrastruktur tranportasi, energi dan sebagainya.
"Kita alihkan subsidi konsumtif yang dibakar tiap hari ke produktif. Tidak langsung kelihatan memang, tapi baru tahun depan atau tahun depan lagi," jelas Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa jam setelah Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Senin (17/11), berlangsung unjuk rasa anarkis di Cikini, Jakarta Pusat. Massa pengunjuk rasa pada tengah malam itu adalah seratusan orang mahasiswa anggota Himpunan Mahasiswa Islam.
Aksi unjuk rasa anarkis juga berlangsung di Makassar, bahkan sejak beberapa hari sebelumnya. Wakapolresta Makassar tertusuk panah yang dilontarkan massa mahasiswa. Gelombang unjuk rasa yang berlangsung di beberapa perguruan tinggi itu berubah jadi tawuran dengan warga.
Sedangkan ancaman mogok transportasi massal muncul dari hasil Musyawarah Kerja Nasional DPP Organda 2014 di Semarang. Mereka berencana melakukan mogok massa sejak pukul 00.00 WIB hari ini sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga BBM.
Ketua Umum DPP Organda Eka Lorena mengatakan, mereka telah berkomunikasi dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan terkait protes ini. Eka belum bisa memastikan sampai kapan penghentian operasi tersebut.
medcom.id. Jakarta. Aksi unjuk rasa anarkis dan mogok angkutan umum 'menyambut' kenaikan harga BBM. Presiden Jokowi yakin reaksi penolakan itu hanya sesaat karena belum tahu manfaatnya dan akan berakhir dengan sendirinya.
"Nanti juga akan memahami setelah tahu kegunaannya, mungkin tahun depan," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (19/11/2014),
Kepada wartawan yang mencegat usai kunjungan delegasi Uni Eropa, Jokowi menegaskan pemerintah tak sembarangan mengurangi subsidi BBM. Dampaknya bagi masyarakat termasuk salah satu yang sangat dipertimbangkan sehingga dipilih nilai kenaikan paling minimal dengan hasil maksimal untuk jangka panjang.
Hasil maksimal yang diharapkan itu berasal dari sektor-sektor produktif yang mendapatkan tambahan dana subsidi. Bukan hanya pendidikan dan kesehatan tapi juga infrastruktur tranportasi, energi dan sebagainya.
"Kita alihkan subsidi konsumtif yang dibakar tiap hari ke produktif. Tidak langsung kelihatan memang, tapi baru tahun depan atau tahun depan lagi," jelas Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa jam setelah Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Senin (17/11), berlangsung unjuk rasa anarkis di Cikini, Jakarta Pusat. Massa pengunjuk rasa pada tengah malam itu adalah seratusan orang mahasiswa anggota Himpunan Mahasiswa Islam.
Aksi unjuk rasa anarkis juga berlangsung di Makassar, bahkan sejak beberapa hari sebelumnya. Wakapolresta Makassar tertusuk panah yang dilontarkan massa mahasiswa. Gelombang unjuk rasa yang berlangsung di beberapa perguruan tinggi itu berubah jadi tawuran dengan warga.
Sedangkan ancaman mogok transportasi massal muncul dari hasil Musyawarah Kerja Nasional DPP Organda 2014 di Semarang. Mereka berencana melakukan mogok massa sejak pukul 00.00 WIB hari ini sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga BBM.
Ketua Umum DPP Organda Eka Lorena mengatakan, mereka telah berkomunikasi dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan terkait protes ini. Eka belum bisa memastikan sampai kapan penghentian operasi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)