medcom.id, Jakarta: Sejumlah polisi tampak berjaga-jaga di depan kediaman Ketua DPR Setya Novanto. Polisi tersebut mengenakan seragam berwarna cokelat. Tak ada perubahan pengamanan di rumah Novanto.
"Memang tiap hari kayak begini (pengamanan)," kata salah seorang polisi yang berjaga di depan rumah Novanto, Jalan Wijaya XIII Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/12/2015).
Dia mengatakan, penjagaan di rumah Novanto dibagi menjadi beberapa shift. Ada pagi dan malam hari. "Kalau pengamanan khusus tidak ada," terang petugas itu.
Rumah berwarna putih dengan desain minimalis ini tak lepas dari pantauan kamera CCTV. Kamera CCTV terpasang di sekitar rumah pria kelahiran Bandung, 12 November 1954 ini.
Sejak pagi hingga pukul 09.57 WIB, rumah terlihat sepi. Hanya sesekali asisten rumah tangga keluar masuk rumah. "Bapak (Novanto) sudah enggak ada, pergi tadi pagi. Saya enggak tahu ke mana perginya. Tapi hari malam pulang," kata asisten rumah yang tak mau disebutkan namanya itu.
Hari ini Mahkamah Kehormatan Dewan akan memutuskan kasus dugaan pelanggaran etik oleh Setya Novanto. MKD sudah menggelar sidang lebih dari dua pekan terkait kasus ini. Dugaan pelanggaran ini bermula dari laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang melaporkan Novanto ke MKD pada 16 November 2015.
Sudirman melaporkan Novanto menggelar lantaran pertemuan dengan pengusaha M. Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Dalam pertemuan itu, jabatan presiden dan wakil presiden dibawa-bawa dan disebut akan diberi jatah saham 20 persen PT Freeport Indonesia dengan pembangian 11 persen untuk presiden via Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan sembilan persen untuk wakil presiden.
MKD kemudian memproses laporan itu dengan memeriksa Sudirman Said, Maroef Sjamsoeddin, Novanto dan terakhir Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut diperiksa karena dalam rekaman pertemuan disebut 66 kali. Namun, proses menuju pemeriksaan diwarnai drama politik mulai dari mempermasalahkan kedudukan Sudirman sebagai pelapor, pergantian anggota MKD, hingga kedatangan pimpinan dan anggota MKD dalam konferensi pers Luhut menjelang pemeriksaan.
medcom.id, Jakarta: Sejumlah polisi tampak berjaga-jaga di depan kediaman Ketua DPR Setya Novanto. Polisi tersebut mengenakan seragam berwarna cokelat. Tak ada perubahan pengamanan di rumah Novanto.
"Memang tiap hari kayak begini (pengamanan)," kata salah seorang polisi yang berjaga di depan rumah Novanto, Jalan Wijaya XIII Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/12/2015).
Dia mengatakan, penjagaan di rumah Novanto dibagi menjadi beberapa shift. Ada pagi dan malam hari. "Kalau pengamanan khusus tidak ada," terang petugas itu.
Rumah berwarna putih dengan desain minimalis ini tak lepas dari pantauan kamera CCTV. Kamera CCTV terpasang di sekitar rumah pria kelahiran Bandung, 12 November 1954 ini.
Sejak pagi hingga pukul 09.57 WIB, rumah terlihat sepi. Hanya sesekali asisten rumah tangga keluar masuk rumah. "Bapak (Novanto) sudah enggak ada, pergi tadi pagi. Saya enggak tahu ke mana perginya. Tapi hari malam pulang," kata asisten rumah yang tak mau disebutkan namanya itu.
Hari ini Mahkamah Kehormatan Dewan akan memutuskan kasus dugaan pelanggaran etik oleh Setya Novanto. MKD sudah menggelar sidang lebih dari dua pekan terkait kasus ini. Dugaan pelanggaran ini bermula dari laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang melaporkan Novanto ke MKD pada 16 November 2015.
Sudirman melaporkan Novanto menggelar lantaran pertemuan dengan pengusaha M. Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Dalam pertemuan itu, jabatan presiden dan wakil presiden dibawa-bawa dan disebut akan diberi jatah saham 20 persen PT Freeport Indonesia dengan pembangian 11 persen untuk presiden via Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan sembilan persen untuk wakil presiden.
MKD kemudian memproses laporan itu dengan memeriksa Sudirman Said, Maroef Sjamsoeddin, Novanto dan terakhir Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut diperiksa karena dalam rekaman pertemuan disebut 66 kali. Namun, proses menuju pemeriksaan diwarnai drama politik mulai dari mempermasalahkan kedudukan Sudirman sebagai pelapor, pergantian anggota MKD, hingga kedatangan pimpinan dan anggota MKD dalam konferensi pers Luhut menjelang pemeriksaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)