medcom.id, Jakarta: Isu PKS ditinggalkan ini merebak setelah elit Koalisi Merah Putih (KMP)mengunjungi mantan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di Rutan Guntur tanpa ada perwakilan dari PKS. Anggota Dewan Syuro PKS TB Soemandjaja mengatakan partainya tak ada masalah di KMP.
"Dugaan saya ini soal komunikasi saja. Yang saya dengar nggak ada masalah. Mungkin riak-riaknya saja sebelum pilkada," ucap Soemandjaja saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin (8/6/2015).
Walau demikian, hubungan PKS dan KMP harus melihat kondisi di lapangan. Pastinya hubungan partai-partai di dalam koalisi akan melihat kebutuhan.
"Harus liat situasi di lapangan. Begitu juga dengan koalisi ini, harus lihat faktor-faktor nyata di lapangan," sambungnya.
Soemandjaja yakin KMP tidak mungkin mencederai komitmen bersama. Dia hanya ingin berprasangka baik. Jika ada persepsi salah terkait ketidakhadiran PKS, bisa jadi itu bola liar yang sengaja digulingkan sekelompok pihak.
"Berpikir positif saja. Ini jawaban paling normatif. paling selamat. Sehingga tidak mengundang polemik berikutnya," pungkasnya.
medcom.id, Jakarta: Isu PKS ditinggalkan ini merebak setelah elit Koalisi Merah Putih (KMP)mengunjungi mantan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di Rutan Guntur tanpa ada perwakilan dari PKS. Anggota Dewan Syuro PKS TB Soemandjaja mengatakan partainya tak ada masalah di KMP.
"Dugaan saya ini soal komunikasi saja. Yang saya dengar nggak ada masalah. Mungkin riak-riaknya saja sebelum pilkada," ucap Soemandjaja saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin (8/6/2015).
Walau demikian, hubungan PKS dan KMP harus melihat kondisi di lapangan. Pastinya hubungan partai-partai di dalam koalisi akan melihat kebutuhan.
"Harus liat situasi di lapangan. Begitu juga dengan koalisi ini, harus lihat faktor-faktor nyata di lapangan," sambungnya.
Soemandjaja yakin KMP tidak mungkin mencederai komitmen bersama. Dia hanya ingin berprasangka baik. Jika ada persepsi salah terkait ketidakhadiran PKS, bisa jadi itu bola liar yang sengaja digulingkan sekelompok pihak.
"Berpikir positif saja. Ini jawaban paling normatif. paling selamat. Sehingga tidak mengundang polemik berikutnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)