Jakarta: Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai dukungan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kandidat calon presiden tertentu tidak berdampak signifikan terhadap pemilih. Hal ini dibaca dari hasil sigi yang dilakukan lembaganya, Voxpol Center Research and Consulting, pada November 2022.
Pangi mengatakan hanya 25 persen pemilih yang pilihan politiknya terpengaruh oleh arah dukungan Jokowi. Sisanya, cenderung tak terpengaruh.
"Sisanya mayoritas publik 65,7 persen tidak terpengaruh capres dukungan Jokowi terhadap keputusan rakyat dalam memilih dan 9,3 persen tidak menjawab," ujar Pangi, Kamis, 18 Mei 2023.
Menurut Pangi, 'endorse' Presiden Jokowi tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk mengiring pemilih kepada kandidat tertentu. Ia menegaskan pilihan calon presiden tetap berada di tangan rakyat.
"Tetap rakyat yang berdaulat, presiden Jokowi hanya menjalankan mandat rakyat," ucapnya.
Pangi mengatakan kelompok generasi Z dan milenial yang presentasenya mencapai 60 persen dalam daftar pemilih, tidak mudah terpengaruh oleh tokoh agama, adat, dan orang tua mereka. Bahkan, tokoh berpengaruh seperti RW, RT, Lurah, Camat dan aparatur pemerintah lainnya, termasuk presiden.
"Mereka relatif punya preferensi politik yang cukup memadai dan punya banyak kanal informasi sehingga keputusan politik mereka benar-benar otonom alias tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun," ucap dia.
Presiden dinilai perlu memosisikan diri sebagai pihak yang netral dalam Pemilu 2024. Dengan begitu, rakyat dapat menentukan preferensinya dalam memilih sosok calon presiden.
"Jangan dibonsai suara rakyat, kriteria presiden biarlah rakyat yang menentukan. Tidak boleh di intervensi oleh pikiran intersubjektif presiden. Biarkan rakyat secara mandiri menentukan nasibnya sendiri di dalam memutuskan preferensi pilihan presiden yang tepat," tuturnya.
Langkah Jokowi dalam menyikapi Pilpres 2024 menuai sorotan. Pasalnya, Kepala Negara dinilai terlalu cawe-cawe urusan capres, yang seharusnya hanya menjadi domain partai politik.
Sebut saja langkah Jokowi yang mengumpulkan para ketua umum parpol pendukung pemerintah, minus NasDem, di Istana pada 2 Mei 2023. Jokowi sengaja tak mengundang NasDem lantaran sudah memiliki koalisi sendiri. Jokowi tak malu-malu bilang pertemuan selama tiga jam itu bicara juga soal politik 2024.
Jokowi juga beberapa kali menghadiri acara relawannya. Teranyar, pada Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan. Pangi menilai Jokowi sederet langkah Jokowi itu sebagai pesan khusus buat parpol, termasuk PDI Perjuangan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai dukungan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kandidat calon presiden tertentu tidak berdampak signifikan terhadap pemilih. Hal ini dibaca dari hasil sigi yang dilakukan lembaganya, Voxpol Center Research and Consulting, pada November 2022.
Pangi mengatakan hanya 25 persen pemilih yang pilihan politiknya terpengaruh oleh arah dukungan Jokowi. Sisanya, cenderung tak terpengaruh.
"Sisanya mayoritas publik 65,7 persen tidak terpengaruh capres dukungan Jokowi terhadap keputusan rakyat dalam memilih dan 9,3 persen tidak menjawab," ujar Pangi, Kamis, 18 Mei 2023.
Menurut Pangi, 'endorse'
Presiden Jokowi tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk mengiring pemilih kepada kandidat tertentu. Ia menegaskan pilihan calon presiden tetap berada di tangan rakyat.
"Tetap rakyat yang berdaulat, presiden Jokowi hanya menjalankan mandat rakyat," ucapnya.
Pangi mengatakan kelompok generasi Z dan milenial yang presentasenya mencapai 60 persen dalam daftar pemilih, tidak mudah terpengaruh oleh tokoh agama, adat, dan orang tua mereka. Bahkan, tokoh berpengaruh seperti RW, RT, Lurah, Camat dan aparatur pemerintah lainnya, termasuk presiden.
"Mereka relatif punya preferensi politik yang cukup memadai dan punya banyak kanal informasi sehingga keputusan politik mereka benar-benar otonom alias tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun," ucap dia.
Presiden dinilai perlu memosisikan diri sebagai pihak yang netral dalam
Pemilu 2024. Dengan begitu, rakyat dapat menentukan preferensinya dalam memilih sosok calon presiden.
"Jangan dibonsai suara rakyat, kriteria presiden biarlah rakyat yang menentukan. Tidak boleh di intervensi oleh pikiran intersubjektif presiden. Biarkan rakyat secara mandiri menentukan nasibnya sendiri di dalam memutuskan preferensi pilihan presiden yang tepat," tuturnya.
Langkah Jokowi dalam menyikapi Pilpres 2024 menuai sorotan. Pasalnya, Kepala Negara dinilai terlalu cawe-cawe urusan capres, yang seharusnya hanya menjadi domain partai politik.
Sebut saja langkah Jokowi yang mengumpulkan para ketua umum parpol pendukung pemerintah, minus NasDem, di Istana pada 2 Mei 2023. Jokowi sengaja tak mengundang NasDem lantaran sudah memiliki koalisi sendiri. Jokowi tak malu-malu bilang pertemuan selama tiga jam itu bicara juga soal politik 2024.
Jokowi juga beberapa kali menghadiri acara relawannya. Teranyar, pada Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan. Pangi menilai Jokowi sederet langkah Jokowi itu sebagai pesan khusus buat parpol, termasuk PDI Perjuangan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)