Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: MTVN/Dheri
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: MTVN/Dheri

Kalla Minta Publik tak Buru-buru Nilai TNI Berpolitik

Dheri Agriesta • 04 Oktober 2017 14:30
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta publik tak buru-buru mengomentari tudingan politik yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebab, TNI tak boleh memilih dan dipilih dalam sebuah pemilihan umum.
 
"Berpolitik itu memang agak bias juga, jangan orang ngomong terus langsung (dianggap) berpolitik, jangan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu 4 Oktober 2017.
 
Baca: Panglima TNI Gatot Nurmantyo Mengaku Berpolitik
 
Kalla mengatakan, TNI dilarang terlibat dalam politik praktis. Artinya, TNI tak boleh memilih dan dipilih dalam sebuah pemilihan umum.
 
Hal ini sedikit berbeda dengan pegawai negeri sipil. Pegawai negeri sipil boleh memilih dalam pemilu tapi tak boleh terlibat dalam kampanye atau berpihak kepada salah satu kandidat.
 
"Boleh juga dipilih, tapi harus keluar dulu. TNI juga, boleh dipilih tapi harus keluar dulu," kata dia.
 
Kalla mencontohkan tindakan yang diambil Agus Harimurti Yudhoyono saat maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Agus yang berpangkat mayor memilih pensiun dini untuk bertarung sebagai pemimpin Ibu Kota.

Baca: Presiden Imbau Jangan Gaduh, Ini Tanggapan Panglima TNI
 
Agus memang tak menang. Namun, Kalla mengapresiasi pilihan dan kebesaran hati anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu. "Kalau memang mau berpolitik praktis ya keluar dulu, kayak Agus. Bagus itu kan," jelas Kalla.
 
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku berpolitik. Tapi, politik yang dilakukan Panglima TNI bukan politik praktis.
 
"Panglima TNI pasti berpolitik. Tapi politiknya negara, bukan politik praktis. Saya akan menjalankan tugas saya secara konstitusi," kata Gatot di Pelabuhan Indah Kiat, Banten, Selasa 3 Oktober 2017.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan