Jakarta: Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, upaya dukungan terhadap kemerdekaan Palestina jangan hanya dilakukan dengan mengecam Israel. Salah satunya bisa dilakukan dengan upaya diplomasi seperti yang dilakukan Yahya Cholil Staquf.
"Kalau toh ada yang berbeda pendapat tentang cara mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, jangan mempertentangkannya. Apalagi menegasikan ikhtiar yang dilakukan," kata Robikin saat dihubungi Medcom.id, Selasa, 19 Juni 2018.
Robikin mencontohkan upaya kemerdekaan yang dilakukan bangsa Indonesia bukan saja dengan angkat senjata. Para tokoh kemerdekaan saat itu, melakukan upaya diplomasi bahkan dengan Belanda.
"Hal seperti itu juga telah dicontohkan oleh para pejuang kemerdekaan. Ada yang istiqomah angkat senjata, ada gerilyawan, ada yang berjuang melalui jalur diplomasi," papar dia.
Robikin menegaskan meski kehadiran Gus Yahya ke Israel atas nama pribadi, Namun, ia menegaskan, kedatangan itu untuk Palestina.
"Bahasa Jawanya nguluk tanpo bolo. Untuk kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Untuk perdamaian dunia. Bukan untuk keperluan dan tujuan lain," tukas dia.
Dia bilang, sikap NU terhadap kemerdekaan bangsa Palestina tak perlu diragukan lagi. Kedekatan NU dengan bangsa Palestina sudah terjalin sebelum bangsa Indonesia merdeka.
"Sejak tahun 1938 NU sudah mendukung Palestina. Dukungan terhadap Palestina akan terus dilakukan NU hingga Palestina menerima hak-haknya sebagai negara merdeka dan berdaulat," pungkas dia.
Diketahui, Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf datang ke Israel untuk menghadiri seminar yang digelar oleh komunitas Yahudi. Yahya hadir menjadi pembicara dalam diskusi yang moderatornya Direktur Forum Global American Jewish Committee (AJC) Rabi David Rosen. Acara itu dihadiri 2.400 orang.
Kunjungan Gus Yahya ke Yerusalem menuai kecaman dari kalangan pembela Palestina. Meski tidak mewakili sebagai anggota Wantimpres juga pengurus NU, lawatan Yahya itu disayangkan banyak pihak.
Kecaman muncul karena lawatan itu berlangsung saat Israel melibas demonstran Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 120 demonstran Palestina tewas dan 3.700 lainnya luka-luka.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/JKRnvmpK" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, upaya dukungan terhadap kemerdekaan Palestina jangan hanya dilakukan dengan mengecam Israel. Salah satunya bisa dilakukan dengan upaya diplomasi seperti yang dilakukan Yahya Cholil Staquf.
"Kalau toh ada yang berbeda pendapat tentang cara mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, jangan mempertentangkannya. Apalagi menegasikan ikhtiar yang dilakukan," kata Robikin saat dihubungi
Medcom.id, Selasa, 19 Juni 2018.
Robikin mencontohkan upaya kemerdekaan yang dilakukan bangsa Indonesia bukan saja dengan angkat senjata. Para tokoh kemerdekaan saat itu, melakukan upaya diplomasi bahkan dengan Belanda.
"Hal seperti itu juga telah dicontohkan oleh para pejuang kemerdekaan. Ada yang istiqomah angkat senjata, ada gerilyawan, ada yang berjuang melalui jalur diplomasi," papar dia.
Robikin menegaskan meski kehadiran Gus Yahya ke Israel atas nama pribadi, Namun, ia menegaskan, kedatangan itu untuk Palestina.
"Bahasa Jawanya nguluk tanpo bolo. Untuk kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Untuk perdamaian dunia. Bukan untuk keperluan dan tujuan lain," tukas dia.
Dia bilang, sikap NU terhadap kemerdekaan bangsa Palestina tak perlu diragukan lagi. Kedekatan NU dengan bangsa Palestina sudah terjalin sebelum bangsa Indonesia merdeka.
"Sejak tahun 1938 NU sudah mendukung Palestina. Dukungan terhadap Palestina akan terus dilakukan NU hingga Palestina menerima hak-haknya sebagai negara merdeka dan berdaulat," pungkas dia.
Diketahui, Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf datang ke Israel untuk menghadiri seminar yang digelar oleh komunitas Yahudi. Yahya hadir menjadi pembicara dalam diskusi yang moderatornya Direktur Forum Global American Jewish Committee (AJC) Rabi David Rosen. Acara itu dihadiri 2.400 orang.
Kunjungan Gus Yahya ke Yerusalem menuai kecaman dari kalangan pembela Palestina. Meski tidak mewakili sebagai anggota Wantimpres juga pengurus NU, lawatan Yahya itu disayangkan banyak pihak.
Kecaman muncul karena lawatan itu berlangsung saat Israel melibas demonstran Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 120 demonstran Palestina tewas dan 3.700 lainnya luka-luka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)