medcom.id, Jakarta: Debat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang berlangsung malam tadi menjadi debat pamungkas bagi para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Berdasarkan hasil pantauan PoliticaWave di media sosial, pada debat terakhir ini pasangan nomor urut tiga Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno berhasil unggul tipis dari aspek jumlah percakapan netizen sebesar 51 persen dan pasangan petahana Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 49 persen.
"Namun pasangan Ahok-Djarot lebih mendapat apresiasi netizen dalam bentuk sentimen positif sebesar 64 persen dan 36 persen negatif, sementara pasangan Anies-Sandi mendapat respon positif sebesar 59 persen dan 41 persen negatif," ujar Pendiri PoliticaWave, Yose Rizal, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 13 April 2017.
Debat kali ini memiliki perbedaan dari debat sebelumnya dengan dihadirkannya kalangan publik untuk bertanya langsung kepada para paslon. Perwakilan publik tersebut diambil dari perwakilan-perwakilan komunitas yang ada di Jakarta, antara lain komunitas usaha mikro kecil menengah (UMKM), komunitas rusun dan permukiman, komunitas transportasi, dan komunitas nelayan.
Komunitas dihadirkan untuk menyampaikan pertanyaan langsung yang berkaitan dengan kondisi di lapangan. Oleh karenanya, debat kali ini diharapkan mampu menarik simpati para calon pemilih.
Tapi, menurut Yose, hasil debat belum sesuai dengan harapan. Ia menilai, debat terakhir Pilkada DKI ini masih kurang membahas isu-isu baru dan setiap paslon kurang dinamis dalam mengemas visi-misi dan programnya.
"Program masing-masing paslon juga tidak terbahas dengan sempurna. Isu Reklamasi, DP nol persen, OK OCE dan penggusuran masih mendominasi pembahasan isu debat," kata Yose.
Yose juga menyoroti soal pertanyaan yang diajukan oleh komunitas. Netizen melihat pertanyaan tersebut menyerang salah satu paslon.
"Netizen juga mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan dari komunitas yang terkesan menyerang pasangan Ahok-Djarot," ungkap Yose.
PoliticaWave juga merekam percakapan netizen pada setiap segmen. Berikut statistik dari setiap segmen Debat.
Segmen pertama mengenai transparansi belanja APBD dan hubungan antara eksekutif dan legislatif dalam pembahasan APBD, Ahok-Djarot unggul dari aspek jumlah percakapan dengan persentase 64,6 persen, sedangkan Anies-Sandi mendapat 35,4 persen. Di segmen ini, Ahok-Djarot mendapat 64 persen sentimen positif dan 36 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 57 persen sentimen positif dan 43 persen sentimen negatif.
Segmen kedua membahas persoalan kesehatan dimana Pemprov DKI lebih fokus pada upaya kuratif dibanding upaya preventif dan juga membahas soal usaha mikro kecil menengah (UMKM). Di segmen ini, Anies-Sandi unggul dari aspek jumlah percakapan dengan 50,14 persen, sedangkan Ahok-Djarot mendapat 49,86 persen. Ahok-Djarot mendapat 73 persen sentimen positif dan 27 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 61 persen sentimen positif dan 39 persen sentimen negatif.
Segmen ketiga yang membahas soal masalah transportasi dan juga keberpihakan pemerintah terhadap nelayan terkait reklamasi, Ahok-Djarot unggul dalam aspek jumlah percakapan dengan 52,77 persen, sedangkan Anies-Sandi 47,23 persen. Ahok-Djarot mendapat 74 persen sentimen positif dan 26 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 64 persen sentimen positif dan 36 persen sentimen negatif.
Segmen keempat debat membahas permasalahan harga pangan menjelang hari besar. Anies-Sandi lebih unggul di segmen ini dalam aspek jumlah percakapan dengan 54,22 persen, sedangkan Ahok-Djarot mendapat 45,78 persen. Namun Ahok-Djarot mendapat apresiasi lebih dengan 66 persen sentimen positif dan 34 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 61 persen sentimen positif dan 39 persen sentimen negatif.
Segmen kelima mengenai tingginya anak putus sekolah dan program DP nol persen milik Anies-Sandi, Ahok-Djarot kalah dalam jumlah percakapan dengan persentase 45,55 persen, sedangkan Anies-Sandi unggul dengan 54,45 persen. Ahok-Djarot mendapat 53 persen sentimen positif dan 47 persen sentimen negatif. Anies-Sandi mendapat 56 persen sentimen positif dan 44 persen sentimen negatif.
Segmen penutup membahas soal strategi masing-masing paslobn dalam meredakan ketegangan pascapilkada. Anies-Sandi unggul dalam jumlah percakapan dengan 56,64 persen, sedangkan Ahok-Djarot 43,36 persen. Namun di segmen ini Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi mendapat persentase sentimen positif dan negatif yang sama, masing-masing 52 persen dan 48 persen.
medcom.id, Jakarta: Debat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang berlangsung malam tadi menjadi debat pamungkas bagi para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Berdasarkan hasil pantauan PoliticaWave di media sosial, pada debat terakhir ini pasangan nomor urut tiga Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno berhasil unggul tipis dari aspek jumlah percakapan netizen sebesar 51 persen dan pasangan petahana Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 49 persen.
"Namun pasangan Ahok-Djarot lebih mendapat apresiasi netizen dalam bentuk sentimen positif sebesar 64 persen dan 36 persen negatif, sementara pasangan Anies-Sandi mendapat respon positif sebesar 59 persen dan 41 persen negatif," ujar Pendiri PoliticaWave, Yose Rizal, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 13 April 2017.
Debat kali ini memiliki perbedaan dari debat sebelumnya dengan dihadirkannya kalangan publik untuk bertanya langsung kepada para paslon. Perwakilan publik tersebut diambil dari perwakilan-perwakilan komunitas yang ada di Jakarta, antara lain komunitas usaha mikro kecil menengah (UMKM), komunitas rusun dan permukiman, komunitas transportasi, dan komunitas nelayan.
Komunitas dihadirkan untuk menyampaikan pertanyaan langsung yang berkaitan dengan kondisi di lapangan. Oleh karenanya, debat kali ini diharapkan mampu menarik simpati para calon pemilih.
Tapi, menurut Yose, hasil debat belum sesuai dengan harapan. Ia menilai, debat terakhir Pilkada DKI ini masih kurang membahas isu-isu baru dan setiap paslon kurang dinamis dalam mengemas visi-misi dan programnya.
"Program masing-masing paslon juga tidak terbahas dengan sempurna. Isu Reklamasi, DP nol persen, OK OCE dan penggusuran masih mendominasi pembahasan isu debat," kata Yose.
Yose juga menyoroti soal pertanyaan yang diajukan oleh komunitas. Netizen melihat pertanyaan tersebut menyerang salah satu paslon.
"Netizen juga mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan dari komunitas yang terkesan menyerang pasangan Ahok-Djarot," ungkap Yose.
PoliticaWave juga merekam percakapan netizen pada setiap segmen. Berikut statistik dari setiap segmen Debat.
Segmen pertama mengenai transparansi belanja APBD dan hubungan antara eksekutif dan legislatif dalam pembahasan APBD, Ahok-Djarot unggul dari aspek jumlah percakapan dengan persentase 64,6 persen, sedangkan Anies-Sandi mendapat 35,4 persen. Di segmen ini, Ahok-Djarot mendapat 64 persen sentimen positif dan 36 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 57 persen sentimen positif dan 43 persen sentimen negatif.
Segmen kedua membahas persoalan kesehatan dimana Pemprov DKI lebih fokus pada upaya kuratif dibanding upaya preventif dan juga membahas soal usaha mikro kecil menengah (UMKM). Di segmen ini, Anies-Sandi unggul dari aspek jumlah percakapan dengan 50,14 persen, sedangkan Ahok-Djarot mendapat 49,86 persen. Ahok-Djarot mendapat 73 persen sentimen positif dan 27 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 61 persen sentimen positif dan 39 persen sentimen negatif.
Segmen ketiga yang membahas soal masalah transportasi dan juga keberpihakan pemerintah terhadap nelayan terkait reklamasi, Ahok-Djarot unggul dalam aspek jumlah percakapan dengan 52,77 persen, sedangkan Anies-Sandi 47,23 persen. Ahok-Djarot mendapat 74 persen sentimen positif dan 26 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 64 persen sentimen positif dan 36 persen sentimen negatif.
Segmen keempat debat membahas permasalahan harga pangan menjelang hari besar. Anies-Sandi lebih unggul di segmen ini dalam aspek jumlah percakapan dengan 54,22 persen, sedangkan Ahok-Djarot mendapat 45,78 persen. Namun Ahok-Djarot mendapat apresiasi lebih dengan 66 persen sentimen positif dan 34 persen sentimen negatif. Sementara Anies-Sandi mendapat 61 persen sentimen positif dan 39 persen sentimen negatif.
Segmen kelima mengenai tingginya anak putus sekolah dan program DP nol persen milik Anies-Sandi, Ahok-Djarot kalah dalam jumlah percakapan dengan persentase 45,55 persen, sedangkan Anies-Sandi unggul dengan 54,45 persen. Ahok-Djarot mendapat 53 persen sentimen positif dan 47 persen sentimen negatif. Anies-Sandi mendapat 56 persen sentimen positif dan 44 persen sentimen negatif.
Segmen penutup membahas soal strategi masing-masing paslobn dalam meredakan ketegangan pascapilkada. Anies-Sandi unggul dalam jumlah percakapan dengan 56,64 persen, sedangkan Ahok-Djarot 43,36 persen. Namun di segmen ini Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi mendapat persentase sentimen positif dan negatif yang sama, masing-masing 52 persen dan 48 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)