medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan untuk membuat kembali film 'Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI'. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, Presiden berniat meluruskan sejarah dan memberi pemahaman kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Niat Presiden itu didasari bahwa beliau ingin meluruskan tapak sejarah perjuangan bangsa dengan benar, tanpa ada rekayasa," kata Tjahjo di Kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu 20 September 2017.
Tjahjo menambahkan, Presiden Jokowi ingin fokus meluruskan sejarah Indonesia. Sejarah yang dimaksud, mulai dari awal kemerdekaan hingga masa reformasi.
"Jangan ada manipulasi dan rekayasa. Ini (pelurusan) akan berikan pemahaman kepada seluruh masyarakat Indonesia," imbuh Tjahjo.
Mantan Sekjen PDI Perjuangan ini mendukung niat Presiden. Namun, Tjahjo enggan mengomentari apakah ada sejarah yang tak sesuai dari film yang menjadi tontonan wajib di era Presiden Soeharto itu.
Hanya saja, niat membuat ulang yang disampaikan Presiden Jokowi bertujuan membuat film menjadi lebih segar.
"Pengertian daur ulang yang fresh adalah sejarah yang lurus, benar, tanpa manipulasi dan sejarah yang tanpa menonjolkan seseorang, kelompok, dan sebagainya," pungkas Tjahjo.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menyatakan kebijakan untuk memperbarui film 'Penumpasan Pengkhianatan G-30S PKI'. Arahan ini mempertimbangkan generasi di Indonesia yang mayoritas berusia muda.
"Menonton film, apalagi mengenai sejarah, itu penting. Tapi, untuk anak-anak millenial, tentu mesti dibuatkan lagi film yang bisa masuk ke mereka. Biar mereka paham bahaya komunisme, biar tahu juga mengenai PKI," kata Presiden di Jembatan Gantung Mangunsuko, Magelang, Jawa Tengah, Senin 18 September 2017.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan untuk membuat kembali film 'Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI'. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, Presiden berniat meluruskan sejarah dan memberi pemahaman kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Niat Presiden itu didasari bahwa beliau ingin meluruskan tapak sejarah perjuangan bangsa dengan benar, tanpa ada rekayasa," kata Tjahjo di Kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu 20 September 2017.
Tjahjo menambahkan, Presiden Jokowi ingin fokus meluruskan sejarah Indonesia. Sejarah yang dimaksud, mulai dari awal kemerdekaan hingga masa reformasi.
"Jangan ada manipulasi dan rekayasa. Ini (pelurusan) akan berikan pemahaman kepada seluruh masyarakat Indonesia," imbuh Tjahjo.
Mantan Sekjen PDI Perjuangan ini mendukung niat Presiden. Namun, Tjahjo enggan mengomentari apakah ada sejarah yang tak sesuai dari film yang menjadi tontonan wajib di era Presiden Soeharto itu.
Hanya saja, niat membuat ulang yang disampaikan Presiden Jokowi bertujuan membuat film menjadi lebih segar.
"Pengertian daur ulang yang
fresh adalah sejarah yang lurus, benar, tanpa manipulasi dan sejarah yang tanpa menonjolkan seseorang, kelompok, dan sebagainya," pungkas Tjahjo.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menyatakan kebijakan untuk memperbarui film 'Penumpasan Pengkhianatan G-30S PKI'. Arahan ini mempertimbangkan generasi di Indonesia yang mayoritas berusia muda.
"Menonton film, apalagi mengenai sejarah, itu penting. Tapi, untuk anak-anak millenial, tentu mesti dibuatkan lagi film yang bisa masuk ke mereka. Biar mereka paham bahaya komunisme, biar tahu juga mengenai PKI," kata Presiden di Jembatan Gantung Mangunsuko, Magelang, Jawa Tengah, Senin 18 September 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)