Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Foto: MI/Ramdani
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Foto: MI/Ramdani

Menhan: Serangan Malware Ancaman Baru Pertahanan Indonesia

Antara • 12 Juli 2017 13:59
medcom.id, Bogor: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan serangan piranti lunak perusak atau malware menjadi ancaman baru yang dapat mengganggu sistem pertahanan Indonesia. Jika dibiarkan, potensinya amat besar mengancam pertahanan Indonesia.
 
"Perang konvensional berupa adu kekuatan alutsista (alat utama sistem persenjataan) saat ini potensinya kecil. Dunia dan Indonesia sedang dihadapkan pada ancaman malware. Ini baru dan sedang populer," kata Ryamizard saat menjadi pembicara dalam seminar yang diadakan Universitas Pertahanan, di Bogor, Jawa Barat, Rabu 12 Juli 2017.
 
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini mengatakan, serangan baru tersebut juga berpeluang memengaruhi stabilitas keamanan nasional. "Ini menjadi berbahaya ketika menyerang data yang sensitif bagi negara, tentu akan menjadi ancaman bagi pertahanan Indonesia," ujar dia.

Bahkan, menurut dia, selain mengganggu pertahanan nasional malware juga dapat mengusik kehidupan masyarakat secara langsung.
 
"Virus jenis ransomware yang baru-baru ini masuk ke Indonesia tujuan utamanya adalah untuk memeras korban. Pekerjaan masyarakat akan terganggu dan bisa jadi menciptakan rasa frustasi di kalangan masyarakat karena
pemerasan yang terjadi. Ini juga perlu diantisipasi," kata Menhan.
 
Ia menuturkan perlu ada kolaborasi dari sejumlah negara untuk melawan masuknya piranti lunak perusak ini. "Serangan malware menjadi musuh bersama, makanya harus ada kerja sama dengan banyak negara untuk menghalau serangan siber tersebut," kata dia.
 
Baca: Unit Siber di Polri, BIN, dan Kemhan Diminta Diperkuat
 
Unhan menjadi tuan rumah penyelenggaraan seminar internasional ilmu pertahanan yang menghadirkan para pakar dan ilmuwan dari dalam dan luar negeri. Seminar bertajuk Indonesia International Defence Science Seminar (IIDSS) ini berlangsung 12-13 Juli 2017.
 
"Salah satu topik yang diangkat dalam seminar ini terkait politik kawasan ASEAN dan dinamika pertahanannya," kata Rektor Unhan Letjen TNI I Wayan Midhio.
 
Seminar dihadiri sekitar 500 peserta terdiri dari pimpinan perguruan tinggi pertahanan, pakar atau dosen terkait keamanan nasional, mahasiswa Unhan, mahasiswa perguruan tinggi lainnya, lembaga riset dan sejumlah pemikir pertahanan.
 
Seminar dibagi ke dalam empat bagian, masing-masing pembicara memaparkan materi terkait keamanan dan stabilitas kawasan Asian Tenggara dari sisi ekonomi pertahanan, persoalan kemaritiman, keamanan manusia mencakup kawasan ASEAN, dan kesejahteraan masyarakat global.
 
"Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan promosi Indonesia dan Unhan dalam forum internasional," kata Wayan.
 
Ketua Panitia IIDSS Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian berharap seminar berjalan sukses baik secara akademis maupun prestasi. "Tentunya hasil seminar internasional ini dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai topik disertasi," kata Octavian.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan