Yogyakarta: Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku dilirik sejumlah parpol untuk menjadi calon wakil presiden pada Pemilu 2019 mendatang.
Ia pun menyatakan siap dengan pinangan tersebut. "Saya siap kapan saja ketika amanah itu datang. Kalau anda tanya (kesiapan), 100 persen saya siap," ucap Abraham kepada wartawan di Yogyakarta, Minggu malam 15 April 2018.
Namun Abraham enggan mengungkap partai politik yang telah menjalin komunikasi dengannya. Ia juga belum memutuskan akan siap menjadi cawapres untuk Joko Widodo atau Prabowo Subianto.
"Tidak boleh mantan pimpinan KPK dusta, harus jujur, maka saya harus katakan ada partai-partai menengah, dua atau lebih. Kalau anda menyebutkan nama, maka saya harus salat istikarah dulu apakah saya ke A atau ke B," kata dia.
Baca: Jokowi Baru Merumuskan Kriteria Cawapres
Abraham mengaku tidak ingin terjebak dengan pendekatan yang dilakukan parpol lantaran ia bukan seorang kader. Tapi ikhtiar politik, katanya harus tetap dilakukan jika nanti diberikan amanat.
"Kedua, saya bukan orang yang punya kapital luar biasa yang bisa turun bertarung. Saya paham betul posisi saya," tambahnya.
Menurutnya, pemimpin Indonesia harus memiliki national interest atau keberpihakan terhadap pengelolaan SDA, pengelolaan pangan, sumber-sumber pendapatan, hingga perbaikan di sektor kesehatan dan pendidikan.
Baca: Figur Ideal Pelengkap Prabowo
Jika SDA bisa dikelola secara profesional dan sistem hukum tidak berpihak kepada penguasa dan pemilik modal, maka ia yakin rakyat Indonesia dapat sejahtera secara menyeluruh.
"Itu hanya bisa dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang punya progresifitas," tegas Abraham.
Baca juga: Survei: Gatot Cawapres Favorit
Yogyakarta: Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku dilirik sejumlah parpol untuk menjadi calon wakil presiden pada Pemilu 2019 mendatang.
Ia pun menyatakan siap dengan pinangan tersebut. "Saya siap kapan saja ketika amanah itu datang. Kalau anda tanya (kesiapan), 100 persen saya siap," ucap Abraham kepada wartawan di Yogyakarta, Minggu malam 15 April 2018.
Namun Abraham enggan mengungkap partai politik yang telah menjalin komunikasi dengannya. Ia juga belum memutuskan akan siap menjadi cawapres untuk Joko Widodo atau Prabowo Subianto.
"Tidak boleh mantan pimpinan KPK dusta, harus jujur, maka saya harus katakan ada partai-partai menengah, dua atau lebih. Kalau anda menyebutkan nama, maka saya harus salat istikarah dulu apakah saya ke A atau ke B," kata dia.
Baca: Jokowi Baru Merumuskan Kriteria Cawapres
Abraham mengaku tidak ingin terjebak dengan pendekatan yang dilakukan parpol lantaran ia bukan seorang kader. Tapi ikhtiar politik, katanya harus tetap dilakukan jika nanti diberikan amanat.
"Kedua, saya bukan orang yang punya kapital luar biasa yang bisa turun bertarung. Saya paham betul posisi saya," tambahnya.
Menurutnya, pemimpin Indonesia harus memiliki
national interest atau keberpihakan terhadap pengelolaan SDA, pengelolaan pangan, sumber-sumber pendapatan, hingga perbaikan di sektor kesehatan dan pendidikan.
Baca: Figur Ideal Pelengkap Prabowo
Jika SDA bisa dikelola secara profesional dan sistem hukum tidak berpihak kepada penguasa dan pemilik modal, maka ia yakin rakyat Indonesia dapat sejahtera secara menyeluruh.
"Itu hanya bisa dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang punya progresifitas," tegas Abraham.
Baca juga: Survei: Gatot Cawapres Favorit
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(Des)