Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar. Foto: MI.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar. Foto: MI.

Polri Siapkan Sampel Pembanding untuk Identifikasi Santoso

Lukman Diah Sari • 19 Juli 2016 13:32
medcom.id, Jakarta: Dua jenazah yang salah satunya diduga Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan Satuan Tugas Tinombala, kemarin, Senin 18 Juli, masih dievakuasi. Jenazah akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu untuk diidentifikasi.
 
Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi untuk membantu proses identifikasi jenazah terduga teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah itu.
 
"Tadi malam Kapolri perintahkan Kapusdokkes Polri untuk berangkatkan tim perbantuan tim DVI (Disaster Victim Identification) untuk identifikasi terhadap jenazah terduga pelaku mirip Santoso," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/7/2016).

Boy menegaskas, jenazah yang diduga pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso itu belum bisa 100 persen dipastikan. Untuk memastikannya, polisi harus mengidentifikasi menyeluruh. 
 
"Jenazah ini sampai saat ini belum dapat dipastikan 100 persen asalah Santoso," tegas Boy.
 
Polri Siapkan Sampel Pembanding untuk Identifikasi Santoso

Prajurit TNI memburu kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Foto: Ant/Basri Marzuki.

Kini aparat di lapangan melalukan identifikasi secara konvensional, seperti mencocokan ciri pelaku dan foto yang dimiliki kepolisian. Selain itu, pihaknya masih menyimpan data lama saat Santoso pernah menjalani hukuman penjara pada 2005.
 
"Kita masih mencocokan dengan foto sementara. Kami membutuhkan proses pemeriksaan yang dilakukan tim DVI. Dengan melakukan identifikasi wajah, gigi, dan DNA," bebernya.
 
Boy menjanjikan, bila proses identifikasi rampung Polri bakal mengumumkan ke publik bila benar jenazah tersebut 100 persen Santoso. Untuk proses identifikasi dengan DNA membutuhkan waktu paling lama empat hari.
 
Selain itu, pihaknya telah menyiapkan sampel pembanding untuk mengidentifikasi jenazah. Sampel didapat dari keluarga, yakni orangtua Santoso.
 
"Terkini, dari pihak keluarga seperti ayah dan ibu," jelasnya.
 
Sementara itu, Direktur Eksekutif DVI Kombes Anton Castilani mengatakan, anggotanya sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu. Mereka kelak bakal membantu identifikasi jenazah terduga Santoso.
 
"Tadi satu spesialis forensik dan satu spesialis DNA," ungkap Anton.
 
Seperti diberitakan, Satgas Tinombala dengan sandi Alfa 29 melaporkan telah terlibat kontak senjata selama setengah jam sejak pukul 17.00 WITA di wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah.
 
"Dua orang meninggal dunia,dan kami mengamankan satu pucuk senjata M-16," demikian dilaporkan Alfa 29, Senin (18/7/2016).
 
Lelaki yang tertembak berjenggot dan bertahi lalat diduga adalah Santoso. Sedangkan satu jenazah lain belum dikenali. Adapun tiga lainnya, yakni dua perempuan dan satu lelaki, melarikan diri. Yang perempuan diduga lari ke barat dan lelaki ke selatan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan