Juru bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam program Newsmaker Medcom.id bertajuk 'Jubir Prabowo Jawab Tudingan Mafia Alutsista Mister M', Rabu, 12 Mei 2021.
Juru bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam program Newsmaker Medcom.id bertajuk 'Jubir Prabowo Jawab Tudingan Mafia Alutsista Mister M', Rabu, 12 Mei 2021.

Isu Rancangan Perpres Alutsista Rp1.760 Triliun, Kemhan: Itu Halusinasi

Fachri Audhia Hafiez • 13 Mei 2021 01:49
Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) merespons isu Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur pengeluaran alat utama sistem persenjataan (alutsista) senilai Rp1.760 triliun pada periode 2020-2024. Rancangan dikemukakan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie.
 
"Itu pun halusinasi, datanya tidak lengkap. Bu Connie mungkin baca satu hal yang beliau tidak pelajari itu apa," kata juru bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam program Newsmaker Medcom.id bertajuk 'Jubir Prabowo Jawab Tudingan Mafia Alutsista Mister M', Rabu, 12 Mei 2021.
 
Politikus Gerindra itu juga menjawab alasan Komisi I belum mengetahui rancangan Perpres tersebut. Dahnil menyebut produk itu belum tuntas dibahas.

"Kalau sudah tahu sudah diputuskan, jadi barang yang masih diproses pembahasan. Masih diskursus yang panjang dengan berbagai pertimbangan," ujar Dahnil.
 
(Baca: Terungkap, Ini Maksud Rancangan Anggaran Alusista Rp1.760 Triliun)
 
Dahnil mengatakan rancangan Perpres masih mentah. Beleid itu masih dibahas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Keuangan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
 
"Bahkan dalam rapat terbatas sudah dibahas secara serius langkah-langkah modernisasi alutsista dan pengorganisiran pembiayaan," ucap Dahnil.
 
Dahnil menilai pernyataan Connie tendensius terhadap rancangan Perpres. Seolah-olah ada 'bau amis' dalam penggodokan aturan sistem pertahanan negara.
 
"Kemudian dikomentari bahkan diembel-embeli dengan ada kencenderungan, perspektif rente. Itu yang bahaya menurut saya," ucap Dahnil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan