Jakarta: Posisi juru bicara (jubir) Presiden Joko Widodo (Jokowi) kosong setelah Mochamad Fadjroel Rachman resmi menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Kazakhstan. Posisi tersebut disarankan diisi Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.
"Menurut saya harus diperkuat ya. Jadi, malah saya mengharapkan Seskab merangkap jubir," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Oktober 2021.
Salah satu alasan eks Wakil Ketua DPR itu mendorong Pramono menjadi jubir Presiden karena memiliki akses ke rapat kabinet. Pasalnya, selama ini jubir Presiden Jokowi tak bisa mengikuti rapat kabinet.
"Terus dia (jubir) nyari-nyari berita sendiri di internet terus dia baru ngomong, gitu lo. Enggak boleh," ungkap dia.
Menurut dia, jubir Presiden Jokowi harus mengikuti setiap kegiatan kenegaraan. Dengan begitu, jubir mengetahui setiap kebijakan yang dibuat Presiden Jokowi.
Dia mengusulkan agar posisi jubir Presiden Jokowi meniru Amerika Serikat. Posisi jubir presiden Negeri Paman Sam itu setingkat menteri.
"Harusnya begitu. Jangan taruh figur yang ecek-ecek. Harus betul-betul solid supaya Presiden terbantu di dalam menyosialisasikan ide-ide pemerintah," ujar dia
Jubir Gusdur Wilmar Witoelar
Presiden Jokowi disarankan meniru pendahulunya dalam mencari penyambung lidah. Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), contohnya, merekrut kolumnis sekaligus pembaca acara tersohor, Wimar Witoelar.
"Zaman Pak SBY (Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono) ada Julian Aldrin Pasha, itu juga bagus," kata Wakil Ketua MPR Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Oktober 2021.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, jubir Presiden Jokowi harus memiliki komunikasi yang bagus. Dengan begitu, jubir tersebut bisa menyampaikan program atau kebijakan Presiden Jokowi dengan baik.
"Jadi memang jubirnya itu jubir yang memang jagoan berkomunikasi, bukan jagoan miskomunikasi," ungkap dia.
Seorang jubir presiden, kata dia, juga harus bisa berkoordinasi dengan berbagai pihak. Penyambung lidah itu juga wajib mudah dihubungi untuk mendapatkan penjelasan terkait kebijakan yang dibuat pemerintah.
Di sisi lain, Arsul Sani tak sependapat dengan usulan jubir dijabat Seskab Pramono Anung. Pasalnya, Pramono memiliki tugas lain yang harus diselesaikan.
"Karena tugasnya sebagai Menseskab itu juga cukup berat, ya biar Pak Jokowi yang mempertimbangkan," ujar dia.
Jakarta: Posisi juru bicara (jubir) Presiden Joko Widodo (
Jokowi) kosong setelah
Mochamad Fadjroel Rachman resmi menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Kazakhstan. Posisi tersebut disarankan diisi Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.
"Menurut saya harus diperkuat ya. Jadi, malah saya mengharapkan Seskab merangkap jubir," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Oktober 2021.
Salah satu alasan eks Wakil Ketua DPR itu mendorong Pramono menjadi jubir Presiden karena memiliki akses ke rapat kabinet. Pasalnya, selama ini jubir Presiden Jokowi tak bisa mengikuti rapat kabinet.
"Terus dia (jubir) nyari-nyari berita sendiri di internet terus dia baru ngomong, gitu lo. Enggak boleh," ungkap dia.
Menurut dia, jubir Presiden Jokowi harus mengikuti setiap kegiatan kenegaraan. Dengan begitu, jubir mengetahui setiap kebijakan yang dibuat Presiden Jokowi.
Dia mengusulkan agar posisi jubir Presiden Jokowi meniru Amerika Serikat. Posisi jubir presiden Negeri Paman Sam itu setingkat menteri.
"Harusnya begitu. Jangan taruh figur yang ecek-ecek. Harus betul-betul solid supaya Presiden terbantu di dalam menyosialisasikan ide-ide
pemerintah," ujar dia
Jubir Gusdur Wilmar Witoelar
Presiden Jokowi disarankan meniru pendahulunya dalam mencari penyambung lidah. Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), contohnya, merekrut kolumnis sekaligus pembaca acara tersohor, Wimar Witoelar.
"Zaman Pak SBY (Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono) ada Julian Aldrin Pasha, itu juga bagus," kata Wakil Ketua MPR Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Oktober 2021.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, jubir Presiden Jokowi harus memiliki komunikasi yang bagus. Dengan begitu, jubir tersebut bisa menyampaikan program atau kebijakan Presiden Jokowi dengan baik.
"Jadi memang jubirnya itu jubir yang memang jagoan berkomunikasi, bukan jagoan miskomunikasi," ungkap dia.
Seorang jubir presiden, kata dia, juga harus bisa berkoordinasi dengan berbagai pihak. Penyambung lidah itu juga wajib mudah dihubungi untuk mendapatkan penjelasan terkait kebijakan yang dibuat pemerintah.
Di sisi lain, Arsul Sani tak sependapat dengan usulan jubir dijabat Seskab Pramono Anung. Pasalnya, Pramono memiliki tugas lain yang harus diselesaikan.
"Karena tugasnya sebagai Menseskab itu juga cukup berat, ya biar Pak Jokowi yang mempertimbangkan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)