Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut masih membutuhkan sejumlah obat penanganan covid-19. Koordinasi terus dilakukan dengan sejumlah negara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kebutuhan obat saat ini contohnya Remdesivir dan Intravenous Immunoglobulin IVIG,” kata Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Agusdini Banun Saptaningsih melalui keterangan tertulis, Kamis, 29 Juli 2021.
Agusdini mengungkapkan Intravenous Immunoglobulin akan dipasok Iran. Namun, proses pengirimannya sekitar akhir Agustus 2021.
“Sementara Remdesivir akan didatangkan dari India, Mesir, dan Bangladesh,” ujar dia.
Baca: Pemerintah Bebaskan Bea Masuk dan Pajak Impor Obat, Alat Medis, hingga Oksigen
Menurut Agusdini, rata-rata industri farmasi sudah punya jadwal penerbangan dan punya bea cukai di masing-masing negara. Tapi, ada kesulitan transportasi untuk mengambilnya.
Sementara itu, ada contoh seperti PT Kalbe Farma yang bisa memproduksi Favipiravir. Namun bahan bakunya masih harus diimpor dari Tiongkok.
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen Syafruddin mengatakan pihaknya siap membantu impor obat-obatan dan alat kesehatan. Sebanyak empat pesawat angkut Hercules disiagakan untuk mengambil obat-obatan dan alat kesehatan di India dan Tiongkok
“Kami sedang menunggu jadwal pengambilan. Kami harap bisa kami dapatkan jadwal lebih cepat, agar kami bisa bersiap,” tutur Syafruddin.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut masih membutuhkan sejumlah
obat penanganan covid-19. Koordinasi terus dilakukan dengan sejumlah negara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kebutuhan obat saat ini contohnya Remdesivir dan Intravenous Immunoglobulin IVIG,” kata Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kemenkes Agusdini Banun Saptaningsih melalui keterangan tertulis, Kamis, 29 Juli 2021.
Agusdini mengungkapkan Intravenous Immunoglobulin akan dipasok Iran. Namun, proses pengirimannya sekitar akhir Agustus 2021.
“Sementara Remdesivir akan didatangkan dari India, Mesir, dan Bangladesh,” ujar dia.
Baca:
Pemerintah Bebaskan Bea Masuk dan Pajak Impor Obat, Alat Medis, hingga Oksigen
Menurut Agusdini, rata-rata industri farmasi sudah punya jadwal penerbangan dan punya bea cukai di masing-masing negara. Tapi, ada kesulitan transportasi untuk mengambilnya.
Sementara itu, ada contoh seperti PT Kalbe Farma yang bisa memproduksi Favipiravir. Namun bahan bakunya masih harus diimpor dari Tiongkok.
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen Syafruddin mengatakan pihaknya siap membantu impor obat-obatan dan alat kesehatan. Sebanyak empat pesawat angkut Hercules disiagakan untuk mengambil obat-obatan dan alat kesehatan di India dan Tiongkok
“Kami sedang menunggu jadwal pengambilan. Kami harap bisa kami dapatkan jadwal lebih cepat, agar kami bisa bersiap,” tutur Syafruddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)