Peneliti: Semakin Banyak Kodam, Semakin Sulit Menangkal Serangan dari Luar

Jakarta: Rencana pembangunan komando daerah militer (kodam) setiap provinsi disayangkan. Pasalnya, banyaknya kodam dinilai tak efektif menjaga pertahanan Indonesia. Hal itu disampaikan Visiting Research ISEAS Yusof Ishak Institute Singapura Made Supriatma dalam diskusi KontraS bertemakan Kodam di Tiap Wilayah Hingga BIN di Bawah Kemenhan: Jalan Mundur Reformasi Sektor Keamanan.  "Jadi semakin banyak kita punya kodam, organisasi wilayah maka semakin sulit kita menghadapi tantangan dari luar. Berpikirnya jangan sebaliknya," kata Made saat dikutip dari Youtube KontraS, Senin, 20 Februari 2023. Dia menyampaikan organisasi besar bakal berdampak pada sejumlah aspek. Di antaranya, kapabilitas anggota TNI dinilai akan turun dan bertentangan dengan penyediaan alutsista.  Dia lalu mempertanyakan tugas kodam di provinsi yang tidak terlalu besar. Seperti di Bengkulu dan Bali. "Kalau ada kodam di Bengkulu, wilayah kecil saja, lalu yang diurus apa. Menjadi pangdam di Bali misalnya, mau ngapain, mau berwisata di bali?" sebut dia. Dia pun menilai pembangunan kodam di setiap provinsi dianggap wacana aneh. Sebab, tidak ada urgensi dari rencana tersebut.  "Saya melihat bahwa tidak ada sesuatu pun yang urgen di sini, sesuatu yang aneh, out of touch dengan realita, dan sama sekali tidak berpijak pada realitas," ungkap dia. Dia mengaku lebih menyukai struktur militer yang lebih kecil. Namun, dilengkapi dengan personel terlatih dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang lengkap.  Penempatan para personel juga harus dilakukan dengan pertimbangan matang. Sehingga, angkatan bersenjata Indonesia bisa dengan cepat mengantisipasi berbagai serangan.  "Cukup benar-benar terkonsentrasi, benar-benar diperhitungkan di mana dia harus berada bisa mengantisipasi serangan dari utara, selatan, timur, dari barat," ujar dia.