medcom.id, Jakarta: Adanya wacana internal Partai Golkar dari kubu Aburizal Bakrie atau Ical yang menginginkan diadakannya Musyawarah Nasional (Munas) pada tahun 2015, akan menyebabkan partai tersebut kehilangan waktu mengikuti dinamika dan momentum partai politik yang tengah bergejolak saat ini. Memang, ada dua acuan dalam pelaksanaan Munas, yaitu AD/ART Golkar dan Keputusan Munas tahun 2009.
“Dua-duanya sah, dengan kekuatan masing-masing, dan pemenang akan jadi pengatur politik dalam Golkar,” Ujar Pengamat Politik, Djayadi Hanan dalam acara Bincang Pagi Metro TV, Minggu (12/10/2014).
Menurut Djayadi, selama 2014 ini, dalam Partai Golkar terdapat tiga faksi, yaitu faksi Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla. Pertarungan ketiga faksi tersebut terjadi, sementara faksi Ical dan Akbar Tanjung bergabung. Dengan demikian, faksi Jusuf Kalla tidak bisa menyaingi gabungan faksi tersebut.
“Kedua faksi ini (Ical dan Akbar Tanjung) bersatu dan sangat kuat, akibatnya tafsir terhadap Munas menjadi lebih kuat,” Imbuh Djayadi.
Hal ini yang membuat internal Partai Golkar yang bukan dari kubu Ical kesulitan untuk mendesak diadakannya Munas pada bulan Oktober ini. Akan tetapi, pelaksanaan Munas pada tahun 2015 nantinya hanya akan merugikan Partai Golkar saja, karena mereka secara politik akan kehilangan waktu mengikuti momentum partai politik yang kini tengah berlangsung pascapemilu Presiden 2014.
medcom.id, Jakarta: Adanya wacana internal Partai Golkar dari kubu Aburizal Bakrie atau Ical yang menginginkan diadakannya Musyawarah Nasional (Munas) pada tahun 2015, akan menyebabkan partai tersebut kehilangan waktu mengikuti dinamika dan momentum partai politik yang tengah bergejolak saat ini. Memang, ada dua acuan dalam pelaksanaan Munas, yaitu AD/ART Golkar dan Keputusan Munas tahun 2009.
“Dua-duanya sah, dengan kekuatan masing-masing, dan pemenang akan jadi pengatur politik dalam Golkar,” Ujar Pengamat Politik, Djayadi Hanan dalam acara Bincang Pagi Metro TV, Minggu (12/10/2014).
Menurut Djayadi, selama 2014 ini, dalam Partai Golkar terdapat tiga faksi, yaitu faksi Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla. Pertarungan ketiga faksi tersebut terjadi, sementara faksi Ical dan Akbar Tanjung bergabung. Dengan demikian, faksi Jusuf Kalla tidak bisa menyaingi gabungan faksi tersebut.
“Kedua faksi ini (Ical dan Akbar Tanjung) bersatu dan sangat kuat, akibatnya tafsir terhadap Munas menjadi lebih kuat,” Imbuh Djayadi.
Hal ini yang membuat internal Partai Golkar yang bukan dari kubu Ical kesulitan untuk mendesak diadakannya Munas pada bulan Oktober ini. Akan tetapi, pelaksanaan Munas pada tahun 2015 nantinya hanya akan merugikan Partai Golkar saja, karena mereka secara politik akan kehilangan waktu mengikuti momentum partai politik yang kini tengah berlangsung pascapemilu Presiden 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)