Jakarta: Berbagai masalah yang mendera institusi kepolisian dalam beberapa waktu terakhir mampu diatasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Listyo dinilai membawa perubahan besar atau reformasi di tubuh Polri.
Ketua Umum DPP Gerakan Nasional Mahasiswa Indonesia (GMNI), Arjuno Putra Aldino menyampaikan Kapolri Jenderal Listyo berhasil mengatasi tantangan-tantangan besar. Dimulai dari kasus Sambo, bisnis perjudian, narkoba, peristiwa kanjuruhan hingga mafia bisnis tambang. Kapolri tetap teguh dengan profesionalitas dan transparansi dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi.
“Poinnya adalah Kapolri tetap teguh dengan komitmen terhadap keterbukaan dan transparansi, hal ini menjadi value reformasi Polri yang dipraktekan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo”, ungkap Arjuna
Menurut Arjuna, reformasi Polri yang dilakukan oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo dapat dilihat dari tiga aspek fundamental, yaitu struktural, instrumental, dan kultural. Secara struktural, Jenderal Sigit telah mengambil legal policy yang tegas dan tak pandang bulu apabila ada anggota Polri yang melanggar hukum.
“Tanpa ada legal policy yang tegas dan tidak pandang bulu dari Kapolri Listyo Sigit kasus-kasus besar yang menimpa institusi Polri tidak akan tuntas, akan mandek. Karena mungkin semua sudah permisif. Terbukti, Kapolri bertindak tegas dan tanpa pandang bulu memberantas kasus-kasus besar”, tambah Arjuna
Secara instrumental dan kultural, Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga banyak mengeluarkan telegram dan peraturan internal untuk memperkecil ruang pungli, penyalahgunaan wewenang serta mengutamakan pendekatan humanis dalam menangani keamanan nasional. Apalagi secara kultural Kapolri mengutamakan pendekatan partisipatif pihak eksternal.
“Secara instrumental, di era kepemimpinan Jenderal Sigit sudah banyak telegram dan perkap yang mengarah untuk memperkecil ruang pungli, penyalahgunaan wewenang serta mengutamakan pendekatan humanis, terutama agar polisi menghormati kebebasan berekspresi warga negara dalam menangani keamanan nasional”, ujar Arjuna
Untuk itu, sudah selayaknya Jenderal Listyo Sigit Prabowo disematkan sebagai Bapak Reformasi Polri. Pasalnya, banyak langkah-langkah besar yang diambil oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo di tengah institusi Polri diterpa kasus-kasus besar yang mungkin sudah terakumulasi sejak lama dan dituntaskan dengan keterbukaan, partisipatif serta transparan.
“Masalah yang menimpa institusi Polri mungkin sudah sejak lama tapi Kapolri Listyo Sigit berani menuntaskan dengan terbuka dan transparan. Ini langkah reformis, layak beliau disebu Bapak Reformasi Polri”, tutup Arjuna
Jakarta: Berbagai masalah yang mendera institusi kepolisian dalam beberapa waktu terakhir mampu diatasi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Listyo dinilai membawa perubahan besar atau reformasi di tubuh Polri.
Ketua Umum DPP
Gerakan Nasional Mahasiswa Indonesia (GMNI), Arjuno Putra Aldino menyampaikan Kapolri Jenderal Listyo berhasil mengatasi tantangan-tantangan besar. Dimulai dari kasus Sambo, bisnis perjudian, narkoba, peristiwa kanjuruhan hingga mafia bisnis tambang. Kapolri tetap teguh dengan profesionalitas dan transparansi dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi.
“Poinnya adalah Kapolri tetap teguh dengan komitmen terhadap keterbukaan dan transparansi, hal ini menjadi value
reformasi Polri yang dipraktekan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo”, ungkap Arjuna
Menurut Arjuna, reformasi Polri yang dilakukan oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo dapat dilihat dari tiga aspek fundamental, yaitu struktural, instrumental, dan kultural. Secara struktural, Jenderal Sigit telah mengambil legal policy yang tegas dan tak pandang bulu apabila ada anggota Polri yang melanggar hukum.
“Tanpa ada legal policy yang tegas dan tidak pandang bulu dari Kapolri Listyo Sigit kasus-kasus besar yang menimpa institusi Polri tidak akan tuntas, akan mandek. Karena mungkin semua sudah permisif. Terbukti, Kapolri bertindak tegas dan tanpa pandang bulu memberantas kasus-kasus besar”, tambah Arjuna
Secara instrumental dan kultural, Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga banyak mengeluarkan telegram dan peraturan internal untuk memperkecil ruang pungli, penyalahgunaan wewenang serta mengutamakan pendekatan humanis dalam menangani keamanan nasional. Apalagi secara kultural Kapolri mengutamakan pendekatan partisipatif pihak eksternal.
“Secara instrumental, di era kepemimpinan Jenderal Sigit sudah banyak telegram dan perkap yang mengarah untuk memperkecil ruang pungli, penyalahgunaan wewenang serta mengutamakan pendekatan humanis, terutama agar polisi menghormati kebebasan berekspresi warga negara dalam menangani keamanan nasional”, ujar Arjuna
Untuk itu, sudah selayaknya Jenderal Listyo Sigit Prabowo disematkan sebagai Bapak Reformasi Polri. Pasalnya, banyak langkah-langkah besar yang diambil oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo di tengah institusi Polri diterpa kasus-kasus besar yang mungkin sudah terakumulasi sejak lama dan dituntaskan dengan keterbukaan, partisipatif serta transparan.
“Masalah yang menimpa institusi Polri mungkin sudah sejak lama tapi Kapolri Listyo Sigit berani menuntaskan dengan terbuka dan transparan. Ini langkah reformis, layak beliau disebu Bapak Reformasi Polri”, tutup Arjuna
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)