medcom.id, Jakarta: Pendekatan ekonomi menjadi wajib untuk mendorong pembangunan di daerah. Tujuannya tentu untuk mendatangkan investasi yang akhirnya akan mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
"Ini (pendekatan ekonomi) harus dilakukan, termasuk di daerah-daerah perbatasan. Upaya untuk memperkuat segala lini harus terus diperkuat," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo di Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Kendati demikian, ia mengatakan, investasi di daerah tidak boleh sembarangan, melainkan harus sesuai dengan potensi di masing-masing wilayah. “lnvestasi yang masuk harus memerhatikan kelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Perlu dibuat regulasi khusus yang dapat menarik dan memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha di daerah perbatasan,” terangnya.
Eko juga mengatakan, sinergi antarkementerian dan lembaga harus terus ditingkatkan guna mencapai pembangunan daerah berkelanjutan. Menurutnya, banyak daerah dan wilayah perbatasan tertinggal karena kementerian bekerja sendiri-sendiri, sehingga hasilnya kecil.
"Kalau kita semua bekerja sama, hasilnya akan besar," papar dia.
Saat ini, pemerintah melihat terdapat enam wilayah perbatasan potensial di Tanah Air yang tengah menjadi fokus pembangunan, yakni Natuna, Nunukan, Belu, Kepulauan Talaud, Pulau Morotai, dan Merauke.
Natuna, daerah di Kepulauan Riau, tepatnya sebelah utara Selat Karimata, dikenal dengan komoditas potensial di sektor perikanan.
Langkah awal untuk mengoptimalkan potensi, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan, setidaknya perlu pelabuhan perikanan, penambaham armada tangkap, pusat pendaratan ikan, dan pembangunan cold storage berkapasitas 50 ton.
Sedangkan Nunukan, Kalimantan Utara, komoditas laut seperti perikanan dan rumput laut menjadi andalan dan telah merambah pasar internasional. Pemerintah daerah setempat telah menetapkan lahan seluas 50 hektare (ha) untuk kawasan marine technopark dengan nilai investasi mencapai Rp56,95 miliar. Potensi investasi usaha perikanan tangkap Rp94 miliar dan investasi perikanan budidaya Rp45 miliar.
Tidak hanya kaya akan potensi perikanan, wilayah terluar Indonesia juga memiliki sektor peternakan dan pertanian yang menjadi primadona. Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur, Willybrodus Lay, mengungkapkan daerahnya memiliki potensi peternakan sapi dan komoditas jagung yang besar.
"Kami memiliki target pengembangan 2.500 sapi pada lahan 500 ha. Untuk jagung, kami targetkan akan ada perluasan 1 ribu ha lahan dengan prediksi dapat meningkatkan produksi hingga 5 ribu ton per tahun," tuturnya.
Ia mengatakan, untuk setiap investasi pada 100 ha lahan peternakan, dibutuhkan dana mencapai Rp84,5 miliar per tahun dan Rp4,7 miliar untuk 100 ha lahan jagung.
Presiden Joko Widodo, pada Selasa 29 November, mengungkapkan akan menaikkan anggaran untuk dana desa. Pada 2016, dana desa dianggarkan sebesar Rp47 triliun dan akan ditambah menjadi Rp60 triliun pada 2017 mendatang. Bahkan, nilai tersebut digadang meningkat dua kali lipat pada 2018.
medcom.id, Jakarta: Pendekatan ekonomi menjadi wajib untuk mendorong pembangunan di daerah. Tujuannya tentu untuk mendatangkan investasi yang akhirnya akan mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
"Ini (pendekatan ekonomi) harus dilakukan, termasuk di daerah-daerah perbatasan. Upaya untuk memperkuat segala lini harus terus diperkuat," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo di Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Kendati demikian, ia mengatakan, investasi di daerah tidak boleh sembarangan, melainkan harus sesuai dengan potensi di masing-masing wilayah. “lnvestasi yang masuk harus memerhatikan kelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Perlu dibuat regulasi khusus yang dapat menarik dan memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha di daerah perbatasan,” terangnya.
Eko juga mengatakan, sinergi antarkementerian dan lembaga harus terus ditingkatkan guna mencapai pembangunan daerah berkelanjutan. Menurutnya, banyak daerah dan wilayah perbatasan tertinggal karena kementerian bekerja sendiri-sendiri, sehingga hasilnya kecil.
"Kalau kita semua bekerja sama, hasilnya akan besar," papar dia.
Saat ini, pemerintah melihat terdapat enam wilayah perbatasan potensial di Tanah Air yang tengah menjadi fokus pembangunan, yakni Natuna, Nunukan, Belu, Kepulauan Talaud, Pulau Morotai, dan Merauke.
Natuna, daerah di Kepulauan Riau, tepatnya sebelah utara Selat Karimata, dikenal dengan komoditas potensial di sektor perikanan.
Langkah awal untuk mengoptimalkan potensi, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan, setidaknya perlu pelabuhan perikanan, penambaham armada tangkap, pusat pendaratan ikan, dan pembangunan cold storage berkapasitas 50 ton.
Sedangkan Nunukan, Kalimantan Utara, komoditas laut seperti perikanan dan rumput laut menjadi andalan dan telah merambah pasar internasional. Pemerintah daerah setempat telah menetapkan lahan seluas 50 hektare (ha) untuk kawasan marine technopark dengan nilai investasi mencapai Rp56,95 miliar. Potensi investasi usaha perikanan tangkap Rp94 miliar dan investasi perikanan budidaya Rp45 miliar.
Tidak hanya kaya akan potensi perikanan, wilayah terluar Indonesia juga memiliki sektor peternakan dan pertanian yang menjadi primadona. Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur, Willybrodus Lay, mengungkapkan daerahnya memiliki potensi peternakan sapi dan komoditas jagung yang besar.
"Kami memiliki target pengembangan 2.500 sapi pada lahan 500 ha. Untuk jagung, kami targetkan akan ada perluasan 1 ribu ha lahan dengan prediksi dapat meningkatkan produksi hingga 5 ribu ton per tahun," tuturnya.
Ia mengatakan, untuk setiap investasi pada 100 ha lahan peternakan, dibutuhkan dana mencapai Rp84,5 miliar per tahun dan Rp4,7 miliar untuk 100 ha lahan jagung.
Presiden Joko Widodo, pada Selasa 29 November, mengungkapkan akan menaikkan anggaran untuk dana desa. Pada 2016, dana desa dianggarkan sebesar Rp47 triliun dan akan ditambah menjadi Rp60 triliun pada 2017 mendatang. Bahkan, nilai tersebut digadang meningkat dua kali lipat pada 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)