medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla angkat bicara soal insiden kecelakaan pesawat Trigana Air berjenis ATR 42-300 yang jatuh di Kabupaten Bintang, Papua. Menurut JK, Papua adalah daerah yang punya risiko tinggi bagi penerbangan.
"Tentu kita bersedih, berduka cita. Papua itu memang bukan daerah yang mudah untuk penerbangan, karena bergunung-gunung, cuaca, risiko penerbangan tertinggi itu Papua," kata JK di Komplek Parlemen, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).
JK enggan menanggapi informasi terkait pengalihan penerbangan yang dilakukan pesawat itu untuk menghemat bahan bakar. Orang nomor dua di republik ini menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Saya tidak tahu, tentu kita tidak bisa mengatakan itu, menunggu saja pemeriksaan KNKT," kata dia.
Sadar dengan kondisi yang tak ramah untuk penerbangan, pemerintah pun akan mengevaluasi penerbangan di Papua setelah kecelakaan ini. "Pasti semua dievaluasi," pungkasnya.
Pesawat Trigana Air berjenis ATR 42-300 dengan nomor penerbangan IL-267 jurusan Jayapura-Oksibil hilang kontak pada pukul 14.55 WIT. Burung besi itu mengangkut 49 penumpang, terdiri dari 44 dewasa, tiga anak-anak, dan dua bayi. Pesawat dipiloti Kapten Hasanudin, kopilot Aryadin, mekanik Mario, serta pramugari Ika dan Dita.
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla angkat bicara soal insiden kecelakaan pesawat Trigana Air berjenis ATR 42-300 yang jatuh di Kabupaten Bintang, Papua. Menurut JK, Papua adalah daerah yang punya risiko tinggi bagi penerbangan.
"Tentu kita bersedih, berduka cita. Papua itu memang bukan daerah yang mudah untuk penerbangan, karena bergunung-gunung, cuaca, risiko penerbangan tertinggi itu Papua," kata JK di Komplek Parlemen, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).
JK enggan menanggapi informasi terkait pengalihan penerbangan yang dilakukan pesawat itu untuk menghemat bahan bakar. Orang nomor dua di republik ini menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Saya tidak tahu, tentu kita tidak bisa mengatakan itu, menunggu saja pemeriksaan KNKT," kata dia.
Sadar dengan kondisi yang tak ramah untuk penerbangan, pemerintah pun akan mengevaluasi penerbangan di Papua setelah kecelakaan ini. "Pasti semua dievaluasi," pungkasnya.
Pesawat Trigana Air berjenis ATR 42-300 dengan nomor penerbangan IL-267 jurusan Jayapura-Oksibil hilang kontak pada pukul 14.55 WIT. Burung besi itu mengangkut 49 penumpang, terdiri dari 44 dewasa, tiga anak-anak, dan dua bayi. Pesawat dipiloti Kapten Hasanudin, kopilot Aryadin, mekanik Mario, serta pramugari Ika dan Dita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)