Jakarta: Anggota Komisi I DPR M Farhan mengatakan Indonesia baru akan memperkuat sistem pertahanan pada 2030. Saat itu, anggaran pertahanan diprediksi baru akan mencapai satu persen dari PDB.
Farhan menilai Indonesia sebetulnya memiliki modal untuk memperkuat sistem pertahanan. Namun pemerintah dinilai belum fokus mewujudkan hal tersebut.
"2030 baru akan terlihat sebuah upaya yang pol-polan untuk memenuhi anggaran pertahanan satu persen dari PDB (produk domestik bruto)," kata Farhan dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk 'Ada yang Sudah Lobi Intelijen Asing untuk Menangi Pemilu?’ Minggu, 24 September 2023.
Farhan mengatakan kekuatan ekonomi dan kekuatan militer ibarat dua sisi mata uang koin. Negara dengan ekonomi kuat biasanya memiliki militer yang kuat.
"Ketika militer kuat, ekonomi semakin kuat. Sejarah sudah mengajarkan itu pada kita," ujar politikus Partai NasDem itu.
Farhan menyebut negara dengan ekonomi dan militer yang kuat relatif memiliki daya pengaruh lebih besar. Dia mencontohkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang datang ke pabrik industri pertahanan Tiongkok.
"Itu saja sudah bikin gentar banyak orang," papar dia.
Farhan menuturkan saat ini pemerintah Indonesia memiliki dua pilihan. Yakni, memperkuat ekonomi atau militer lebh dulu.
"Kita harapkan 2030 ekonomi kuat dan make sure menjadi ancaman (bagi negara lain). Ketika ada ancaman ekonomi, siap-siap kita mendapat tindasan militer. Jadi negara maju jalannya tidak mulus," ucap dia.
Saksikan selengkapnya Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk 'Ada yang Sudah Lobi Intelijen Asing untuk Menangi Pemilu?’
Jakarta: Anggota Komisi I
DPR M Farhan mengatakan Indonesia baru akan memperkuat
sistem pertahanan pada 2030. Saat itu, anggaran pertahanan diprediksi baru akan mencapai satu persen dari PDB.
Farhan menilai Indonesia sebetulnya memiliki modal untuk memperkuat sistem pertahanan. Namun pemerintah dinilai belum fokus mewujudkan hal tersebut.
"2030 baru akan terlihat sebuah upaya yang pol-polan untuk memenuhi anggaran pertahanan satu persen dari PDB (produk domestik bruto)," kata Farhan dalam diskusi virtual
Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk
'Ada yang Sudah Lobi Intelijen Asing untuk Menangi Pemilu?’ Minggu, 24 September 2023.
Farhan mengatakan kekuatan ekonomi dan kekuatan militer ibarat dua sisi mata uang koin. Negara dengan ekonomi kuat biasanya memiliki militer yang kuat.
"Ketika militer kuat, ekonomi semakin kuat. Sejarah sudah mengajarkan itu pada kita," ujar politikus Partai NasDem itu.
Farhan menyebut negara dengan ekonomi dan militer yang kuat relatif memiliki daya pengaruh lebih besar. Dia mencontohkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang datang ke pabrik industri pertahanan Tiongkok.
"Itu saja sudah bikin gentar banyak orang," papar dia.
Farhan menuturkan saat ini pemerintah Indonesia memiliki dua pilihan. Yakni, memperkuat ekonomi atau militer lebh dulu.
"Kita harapkan 2030 ekonomi kuat dan
make sure menjadi ancaman (bagi negara lain). Ketika ada ancaman ekonomi, siap-siap kita mendapat tindasan militer. Jadi negara maju jalannya tidak mulus," ucap dia.
Saksikan selengkapnya
Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk
'Ada yang Sudah Lobi Intelijen Asing untuk Menangi Pemilu?’
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)