Jakarta: Pakar Tata Negara Feri Amsari menegaskan politik uang merupakan tabiat yang tidak bisa dilekatkan pada satu pihak saja. Karena semua pihak yang terlibat dalam berpolitik memiliki peran penting. Hal utama yang mendasari politik uang adalah kesadaran politik yang tidak sehat.
“Terbuka, tertutup atau hybrid sekalipun sistemnya juga akan muncul politik uang jika kemudian kesadaran berpolitik yang sehat itu tidak ada,” kata Feri Amsari, dalam tayangan Metro TV, Senin, 30 Januari 2023.
Feri menjelaskan sistem Pemilu hanyalah metode yang dipakai untuk mencapai kesepakatan dalam bersuara. Jadi, misalkan sistemnya diubah menjadi proporsional tertutup tiggal dialihkah yang awalnya politik uang targetnya pemilih, diubah menjadi elite politik.
“Jadi kalau kemudian mau tertutup dia akan mengalihkan saja permainan money politics dari gelanggang yang dipenuhi pemilih rakyat menjadi gelanggang yang dipenuhi para elit politik” tutur dosen Universitas Andalas itu.
Feri mengungkap fenomena di lapangan bahwa terkadang peserta Pemilu berupaya mengeluarkan sekian dana kepada rakyat untuk memilih calon tertentu. Namun, rakyat ternyata menentukan pilihan yang berbeda.
“Kalau kalkulasi matematika ini kenapa kemudian orang ingin tertutup (proporsional tertutup) adalah itu bisa diatur sedemikian rupa angka-angka uang yang keluar. Itu sudah sangat jelas untuk mempengaruhi elite menentukan mereka terpilih,” kata Feri.
Feri menilai, sistem Pemilu yang lebih rentan terjadi politik uang adalah sistem proporsional tertutup. Karena peserta Pemilu dapat menghitung berapa dana yang dikeluarkan dan kepada siapa dana tersebut disalurkan dengan sistematis.
“Jadi kalau mau dipilih ya sebenarnya jauh lebih berbahaya sistem tertutup dibandingkan yang terbuka,”tambah Feri.
Lebih lanjut Feri menjelaskan, bagaimana mengantisipasi politik uang dengan meningkatkan fungsi pengawasan, dan juga aparat harus tegas menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
Jakarta: Pakar Tata Negara Feri Amsari menegaskan
politik uang merupakan tabiat yang tidak bisa dilekatkan pada satu pihak saja. Karena semua pihak yang terlibat dalam berpolitik memiliki peran penting. Hal utama yang mendasari politik uang adalah kesadaran politik yang tidak sehat.
“Terbuka, tertutup atau hybrid sekalipun sistemnya juga akan muncul politik uang jika kemudian kesadaran berpolitik yang sehat itu tidak ada,” kata Feri Amsari, dalam tayangan Metro TV, Senin, 30 Januari 2023.
Feri menjelaskan sistem
Pemilu hanyalah metode yang dipakai untuk mencapai kesepakatan dalam bersuara. Jadi, misalkan sistemnya diubah menjadi proporsional tertutup tiggal dialihkah yang awalnya politik uang targetnya pemilih, diubah menjadi elite politik.
“Jadi kalau kemudian mau tertutup dia akan mengalihkan saja permainan
money politics dari gelanggang yang dipenuhi pemilih rakyat menjadi gelanggang yang dipenuhi para elit politik” tutur dosen Universitas Andalas itu.
Feri mengungkap fenomena di lapangan bahwa terkadang peserta Pemilu berupaya mengeluarkan sekian dana kepada rakyat untuk memilih calon tertentu. Namun, rakyat ternyata menentukan pilihan yang berbeda.
“Kalau kalkulasi matematika ini kenapa kemudian orang ingin tertutup (proporsional tertutup) adalah itu bisa diatur sedemikian rupa angka-angka uang yang keluar. Itu sudah sangat jelas untuk mempengaruhi elite menentukan mereka terpilih,” kata Feri.
Feri menilai, sistem Pemilu yang lebih rentan terjadi politik uang adalah
sistem proporsional tertutup. Karena peserta Pemilu dapat menghitung berapa dana yang dikeluarkan dan kepada siapa dana tersebut disalurkan dengan sistematis.
“Jadi kalau mau dipilih ya sebenarnya jauh lebih berbahaya sistem tertutup dibandingkan yang terbuka,”tambah Feri.
Lebih lanjut Feri menjelaskan, bagaimana mengantisipasi politik uang dengan meningkatkan fungsi pengawasan, dan juga aparat harus tegas menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)